Tuesday, September 16, 2008

Pemberian Larutan nutrisi (Pupuk Hidroponik) Sistem NFT





Siapkan Unit Pompa dan Bak Nutrisi.

Bak Nutrisi sebaiknya dari palstik, banyak Drum plastik yang di jual, kita bisa beli yang ukuran 50-120 Liter. dan pompa yang bisa direndam air/tahan kimia,

Nutrisi Hidroponik AB Mix
Sudah tersedia khusus Pupuk Hidroponik untuk NFT, ini mempermudah kita. Isi air ke dalam Bak Nutrisi sebanyak 50-100 Liter, tergantung besarnya/banyaknya talang PVC, dan kemudian masukan Nutrisi ke dalam bak yang terisi air, aduklah sampai rata.Kemudian ukur nutrisi tersebut dengan alat ukur pH dan EC Meter. Untuk awal Lettuce / kailan perlu ph 5.8-6.2 dan EC 1.0-1.2 ms/cm, dan Nutrisi Hidroponik siap di distribusikan.



Bibit Pindah ke Lubang Talang/pvc
Bibit siap pindah ukur 10-11 hari.Sebelumnya masukan dalam lubang sterefaom, supaya pas pada lubang talang/PVc.
Sebelum bibit di pindahkan, Pompa dinyalakan, dan buka kran Ball valve untuk mengalirkan nutrisi, kira-kira 0.75-1 ltr per menit. Saya sarankan sore hari antara pukul 3-5 WIB, hal ini untuk menghindari stres tanaman, terutama daerah panas seperti jakarta sekitarnya.



Setelah umur 20 hari, naikan EC menjadi 1.5-2.0 ms/cm, dan kemudain pada umur 35 hari setelah tanam, kailan atau lettuce sudah bisa kita panen.
SELAMAT MENCOBA.

Hidroponik NFT, Sayuran keluaga & Sayuran Komersil



Tulisan ini, lagi-lagi saya persembahkan kepada pembaca blog, atas banyaknya email yang masuk, memohon menulis tentang Hidroponik NFT sekala hoby rumahan dan komersial.

NFT (Nutrient Film Technique) adalah salah satu sistem dalam budidaya secara hidroponik. Sistem ini menggunakan media air yang mengandung nutrisi, dan air tersebut mengalir tipis rata-rata 0.5 mm - 3 mm, tipis seperti film. sedangkan akar terendam sebagian. Tetapi sistem ini pun sudah sangat berkembang dan di modifikasi dengan berbagai teknik, sebagian besar aliran air nutrisi tanaman mengailir dan embali lagi di alirkan (circulating).Hidroponik NFT pertama kali muncul di Inggris pada tahun 1970, dan sepengetahuan saya sistem ini mulai masuk di Indonesia tahun 1992.

Mari kita tanam Kailan atau Lettuce di halaman, atau di dek atas rumah, dengan Hidrponik NFT

Desain NFT
Buat Rak dengan tinggi 1-1.5m ukurn 3x2m, dan letakan atau pasang talang/pvc yang sebelumnya sudah diberi lubang ukuran 2-3 cm dengan jarak 15-20 cm. Letakan di atas rak dengan kemiringan 1-7%, kemiringan dimaksudkan agar nutrisi mengalir mengikuti gravitasi.
Tutuplah disemua ujung Talang/PVC dengan ENDPLUG PVC, kemudian lubangi pada Endplug yang paling rendah (kemiringan)dan sambungkan dengan peralon PVC 1/4 inc dan alirkan ke bawah menuju bak Unit Pompa Nutrisi.

Lebih Jelasnya lihat gambar


SEMAI /PEMBIBITAN
Siapkan Tray semai dan media (cocopeat/arang sekam/rockwool), basahi dengan air bersih sampai lembab.
Msukan benih Lettuce atau kailan kedalam lubang Tray, Kemudian tutup dengan plastik hitam supaya tidak terkena sinar matahari langsung. Simpan ke ruangan yang aman.
3-4 hari kemudian buka plastik dari Tray, dan benih sudah mulai tumbuh.
Tempatkan diruang terbuka, tetapi tidak langsung terkena sinar matahari, semprot dengan air memakai hand sprayer untuk tetap lembab.


Gambar Semai,


Gambar tray ditutup plastik


Gabar Benih berkecambah


gambar Bibit Siap Pindah ke Talang/PVC.

Wednesday, July 2, 2008

Hidroponik (email) : 1. Syarat Ketinggian, Suhu, RH, Sinar Matahari









1. Syarat Ketinggian, Suhu, RH, Sinar Matahari

Banyak sekali email yang masuk ke saya pertanyaan dari petani, pengusaha maupun para hoby sekala rumahan tentang hidroponik , baik bunga ataupun sayuran, mohon maaf karena kesibukan, baru hari ini saya mencoba manjawab secara umum dalam bentuk beberapa judul.

Syarat Ketinggian, Suhu, RH, Sinar Matahari
Pada dasarnya sayuran & bunga dengan system hidroponik dapat tumbuh pada semua dataran di Indonesia, tetapi karena hidroponik komersial dengan menggunakan Greenhouse, maka faktor iklim yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah, suhu, intensitas cahaya dan kelembaban (RH). Intensitas cahaya yang dibutuhkan adalah 5-7 jam per hari, tetapi diusahakan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam greenhouse adalah 60-70 %.

Bagi pe hoby hidroponik, yang penting adalah media & nutrisi/pupuknya dan tidak terkena air hujan langsung, jadi sebaiknya tanaman tetap diberi naungan atau ternaungi .

Berikut syarat iklim optimal sayuran dengan system hidroponik ,

Tanaman Suhu (˚C) RH% Cahaya Matahari Ketinggian(mdpl)
Tomat 17-32 50-60 +400 fc 500-1500
Paprika/Capsicum 21-30 60-80 +400 fc 700-1200
Selada/Lettuce 17-28 50-60 +400 fc 700-1500
Timun/Melon/Smk 17-32 50-60 200-400 fc 100-1200
Sawi/Bayam 20-32 60-80 +400 fc 0 -1200
tidak usah bingung dengan data tersebut, sebab setiap daerah mempunyai type iklim yang tidak sama, yang penting tetap mau belajar dari yang sudah menjalankan.
Untuk type iklim tersebut tersebar dari daerah Jawa Barat :Cipanas, Megamendung sekitar, Ciapus, Parung, Goalpara, Cugenang, Salabintana, Lembang, Pengalengan, Garut. Jawa Tengah :Ungaran, Wonosobo, Guci-Slawi. Jawa Timur: Nongkojajar, Batu-Malang. Bali,Lombok, Berastagi-Medan, Malakaji-Sulsel, Tomohon.

Sunday, June 1, 2008

Tulis Lagi : Pupuk Hidroponik


Setiap kegiatan budidaya tanaman, pupuk merupakan salah satu faktor penting. Pupuk merupakan sumber makanan bagi tanaman yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkem-bangannya. Tentu saja masih ada faktor lain, seperti cahaya, air dan sebagainya. Di pasaran bebas kita mengenal pupuk tunggal yang hanya mengandung satu macam unsur hara misalnya pupuk Urea hanya mengandung unsur hara N dan pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya pupuk NPK 15-15-15 mengandung unsur hara N, P dan K. Ada lebih kurang 12 unsur hara yang diperlukan tanaman agar dapat tumbuh dan berbunga atau berbuah dengan baik selain faktor cahaya, air, dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut adalah N, P, K, S, Mg, Ca, Fe, Zn, Mn, Cu, Mo dan B.
Dalam sistem hidropinik tanah tidak digunakan sebagai media tumbuh, tetapi diganti dengan media lain seperti arang sekam, cocopeat atau material lainnya selain tanah. Media tanam tersebut tidak mengandung unsur hara yang cukup oleh sebab itu kita harus memberikannya kepada tanaman melalui pupuk (dalam hidroponik istilah pupuk disebut juga nutrisi). Kita harus menghitung secara cermat jumlah dari masing-masing unsur hara sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah. Bagi Anda yang menyukai sistem budidaya secara hidroponik, baik komersial maupun hanya sekedar hobi, Anda tidak usah repot dengan semua hitungan-hitungan tersebut karena Anda bisa menggunakan pupuk siap pakai yaitu pupuk NUTRISI HIDROPONIK A&B MIX
Pupuk ini adalah pupuk hidroponik lengkap yang mengadung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman. Pupuk tersebut diformulasi secara khusus sesuai dengan jenis dan fase pertumbuhan tanaman. NUTRISI HIDROPONIK tersedia untuk berbagai jenis tanaman seperti paprika atau cabai, tomat, melon, timun, terong, selada, anggrek, mawar, krisan, anturium dan lain-lain.
Satu set pupuk terdiri dari 2 kantong yaitu kantong A dan kantong B. Adapun kandungannya adalah 9.90% NO3, 0.48% NH4, 4.83% P2O5, 16.50% K2O, 2.83% MgO,11.48% CaO, 3.81% SO3, 0.013% B, 0.025% Mn, 0.015% Zn, 0.002% Cu, 0.003% Mo dan 0.037% Fe, atau tergantung dari jenis tanamannya, setiap tanaman mempunya formulasi kandungan yang berbeda-beda.

Keistimewaan NUTRISI HIDROPONIK A&B MIX, selain mengandung semua unsur hara yang diperlukan tnaman, adalah menggunakan bahan-bahan yang 100% dapat larut dalam air, sehingga sangat cocok bagi yang menggunakan sistem irigasi tetes. Cara penggunaannya juga sangat praktis dan dapat disimpan dalam waktu cukup lama.
Pupuk ini banyak digunakan oleh para petani dengan sistem “hidroponik (aeroponik, NFT, Rafting System, Pertanian di dalam greenhouse” di Indonesia.


Hasil Analisa Kandungan Arang Sekam*)

Monday, March 24, 2008

Bagaimana Membuat Ramuan Pupuk Hidroponik ?




Dasar pembuatan Pupuk hidroponik atau dikenal larutan nutrisi hidroponik akan saya tulis sederhana saja.

Yang perlu kita ketahui adalah nama bahan pupuk/kimia dan kandungannya, sebab ada beberapa kandungan yang tidak sama, sehingga akan merubah komposisi larutan nutrisi, ini akan membuat pupuk yg dibuat tidak optimal.

Pupuk hidroponik juga bisa dibeli yang sudah siap pakai, ini memudahkan dalam aplikasi, sebab kalau kita mau buat sendiri perlu beberapa invest alat dan bahan-bahan pupuk atau kima yang harus kita beli.

Pupuk hidroponik biasa konsentrasi larutan dengan ppm (part per million), atau mg/l (mili gram per liter).

1 ppm = 1 mg/L = 1 g/1.000 L

Lebih lanjut lagi kita juga harus mengerti tentang berat atom setipa unsur, ini penting untuk orang yang mau memperdalam perhitungan nutrisi hidrponik.

Ramuan/rumus kandungan nutrisi hidroponik (dalam mg/L) minimal sbb:

Makro element:
Nitrogen -Nitrate (N/NO3) : 200
Nitrogen-Amonium (N/NH4) : 20
Kalsium (Ca) : 200
Fospor (P) : 50
Magnesium (Mg) : 40
Sulfur (S) : 117

Mikro element:
Besi (Fe) : 2
Boron (B) : 0.5
Mangan (Mn) : 0.5
Kopper (Cu) : 0.1
Molibdenum (NaMo) : 0.05

Dan bagaimana cara menghitung kebutuhan bahan pupuk agar sesuai dengan komposisi tersebut diatas, kami contohkan sbb :

Misalkan kita beli Calsium Nitrtae, Ca(NO3)2.4H2O dengan kandungan Kalsium nitra : 19% kalsium dan 14.5% nitrate.

Kita perlu kalsium : 200 mg/L.

200 mg/L x 100/19 = 1.052,6 mg/L Kalsium Nitrtate.

begitu seterusnya dengan bahan pupuk yang lain juga.


Unsur hara & Gejala Kekurangan Unsur hara , pupuk


UNSUR HARA MAKRO


1. NITROGEN (N)

Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3- (N-nitrat) atau NH4+ (N-amonium) atau keduanya, Tanaman yang hidupnya dengan media yang banyak berisi air akan lebih suka menyerap N dalam bentuk NH4-, sedangkan tanaman yang hidupnya dengan media di darat akan lebih baik tumbuhnya bila tersedia N dalam bentuk NO3-. Sebaiknya N-amonium tidak lebih dari 30% dari N total yang diberikan untuk tanaman.

Fungsi NH4+ terhadap pertumbuhan tanaman akan menyebabkan tanaman tumbuh pesat, sel-sel membesar, daun melebar tipis, lemas, cepat layu, dan rentan terhadap serangan penyakit.
Fungsi NO3- terhdap pertumbuhan tanman adalah bisa memperpanjang fase life atau daya simpan bunga/buah, toleran terhadap kekurangan air, membuat butir hijau daun lebih bagus, mengurangi keguguran bunga (bunga terbentuk lebih sempurna).

FUNGSI :
- Membentuk klorofil, membuat protein
- Membuat enzim-enzim yang berperan dalam membentuk daun
dan produksi bahan kering
- Termasuk unsur hara yang mobil di dalam tanaman (apabila daun-daun muda kekurangan N, maka N dari daun-daun tua akan ditranslokasikan ke daun-daun muda)

GEJALA KEKURANGAN :
- Proses kecepatan pertumbuhan rata-rata lambat
- Daun terlihat hijau muda dan dapat menjadi kuning
- Biasanya daun paling rendah posisinya yang paling pertama terlihat gejalanya

2. POSPHOR (P)
Phospor/fosfor diserap tanaman dalam bentuk ion H2PO4-, dan sebagian kecil dapat diserap dalam bentuk ion HPO4=.
Pemberian P bersama-sama dengan NH4+ dapat merangsang pertumbuhan akar, tetapi penyerapan P oleh akar meningkat apabila yang digunakan adalah NO3- daripada menggunakan NH4+.

FUNGSI :
- Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ujung-ujung akar dan titik tumbuh
- Mempunyai peranan dalam proses fotosintesis, pembakaran karbohidrat
- P dalam tanaman bersifat mobil

GEJALA KEKURANGAN :
- Warna daun berubah menjadi gelap dan selanjutnya menjadi kelabu
- Sistem perakaran kurang baik perkembangannya
- Pada tanaman yang muda dapat menghambat pertumbuhan pucuk

3. KALIUM (K)
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+ dan ketersediaan K dari pupuk relatif lebih cepat daripada dengan fosfat.

FUNGSI :
- Sangat diperlukan pada fase reproduksi tanaman untuk menghasilkan kualitas bunga dan buah yang lebih baik
- Sebagai katalisator proses-proses metabolisme tanaman
- Berperan penting dalam penyusunan protein dan karbohidrat
- Mempercepat pertumbuhan jaringan maristematik
- Memperkuat atau memepertebal sel-sel tanaman pada dalam batang dan kulit serta resisitensi terhadap penyakit
- Dapat menghasilakan kualitas bunga dan buah yang lebih baik
- K dalam tanaman bersifat mobil
GEJALA KEKURANGAN :
- Kekurangan Kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari warna hijau menjadi kuning muda
- Warna kuning tersebut berlanjut menjadi kecoklatan
- Pada tepi daun menjadi robek yang membentuk seperti gerigi
- Dapat menurunkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit

4. CALSIUM (Ca)
Calsium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Ca++, ketersediaan Ca ternyata dapat mempengaruhi unsur hara lain terutama Mg, apabila Ca pada kondisi kekurangan, maka penyerapan Mg akan terlalu besar dan dapat meracuni tanaman. Penambahan atau pemberian Ca bersama-sama dengan unsur N akan menguntungkan pada perkembangan batang dan pembentukan tunas-tunas baru. Ca banyak terdapat dibagian tanaman yang tua dan bersifat immobil.

FUNGSI :
- Menguatkan dinding sel, pembentukan pucuk tanaman dan pemanjangan ujung-ujung akar
- Berperan dalam pembentukan protein dan penyerapan nitrat

GEJALA KEKURANGAN :
- Daun-daun berukuran kecil dan gagal berkembang penuh
- Warna daun menjadi gelap

5. MAGNESIUM (Mg)
Tanaman menyerap Magnesium dalam bentuk ion Mg++, ketersediaan Mg tidak boleh berlebihan karena dapat meracuni tanaman, sehingga unsur Mg harus dalam kondisi seimbang terutama dengan umsur Ca. Unsur hara Ca adalah bersifat mobil.

FUNGSI :
- Berperan dalam proses fotosintesis dan pembentukan klorofil
- Untuk pembentukan enzim dan protein dalam tanaman
- Menaikan kadar minyak pada tanaman
- Termasuk unsur hara yang mobil didalam tanaman
GEJALA KEKKURANGAN :
- Gejala ini biasanya terlihat pada daun tua
- Diantara tulang daun terlihat klorosis
- Perubahan warna daun menjadi kuning, dan terdapat bercak-bercak warna coklat pada daun tetapi tulang daun tetap berwarna hijau
- Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan kuncup bunga

6. SULFUR (S)
Tanaman menyerap Sulfur melewati akar dalam bentuk ion SO4= dan dapat diserap melalui daun dalam bentuk ion SO2-, tetapi pada kadar yang terlalu tinggi dapat meracuni tanaman. Kadar S di dalam tanaman rata-rata 0,1 – 0,4 %. Unsur S di dalam tanaman dapat menekan kelebihan nitrat sehingga akibat negatif dari penumpukan nitrat yang terlalu tinggi dapat dicegah. Sulfur adalah unsur hara yang bersifat mobil.

FUNGSI :
- Menyusun asam amino, aktifator enzim dan pembentukan
Vitamin

GEJALA KEKURANGAN :
- Daun berwarna gelap pada sebagian daun yang paling dekat dengan batang
- Urat-urat daun berubah menjadi kuning
- Batang tanaman kurus dan kecil

UNSUR HARA MIKRO
1. BORON (B)
Tanaman menyerap Boron dalam bentuk ion BO33-, walaupun B merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi harus tersedia untuk pertumbuhannya. Boron adalah unsur hara yang bersifat immobil.

FUNGSI :
- Berperan dalam pembentukan dinding sel, pembentukan buah
- Pembentukan titik tumbuh dan penting dalam penyerbukan
- B dalam tanaman bersifat tidak mobil



GEJALA KEKURANGAN :
- Gejala dapat dilihat pada daun dengan tanda-tanda yang mengering dan kurus, ujung daun menjadi coklat
- Apabila temperatur tinggi dan tanaman kekurangan B dapat menyebabkan kelopak bunga menjadi pecah (calyx splinting) atau dapat juga sebagai akibat perbedaan temperatur udara siang dan malam terlalu tinggi (lebih dari 10°C).
- Pertumbuhan rata-rata tanaman merosot, pertumbuhan kerdil dengan ruas-ruas yang pendek dan dapat juga berhenti pertumbuhannya
- Batang dari tanaman kaku menjadi pecah-pecah/retak

2. BESI (Fe)
Tanaman menyerap Besi dalam bentuk ion Fe3+, tetapi lebih banyak diserap dalam bentuk ion Fe2+. Besi juga dapat diserap dalam bentu garam-garam kompleks organik (chelate) dan dapat juga diserap oleh daun dalam bentuk Fe sulfat. Fe adalah salah satu unsur immobil.

FUNGSI :
- Membentuk klorofil, diperlukan dalam membentuk fotosintesis
- Berperan dalam mengaktifkan berbagai enzim

GEJALA KEKURANGAN :
- Warna daun akan pudar dan menjadi kering lalu menjadi keriput
- Pada ujung daun menjadi terkikis tetapi urat-urat daun masih tetap hijau

3. MANGAN (Mn)
Mangan diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mn2+ dan juga dalam bentuk kompleks organik. Apabila kadar Mn berelebihan bagi tanaman dapat menyebabkan keracunan. Sifat dari Mangan adalah immobil

FUNGSI :
- Berfungsi dalam pembelahan sel
- Di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis

GEJALA KEKURANGAN :
- Daun akan tampak berwarna gelap dan muda
- Perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan
- Pertumbuhan tanaman terhambat

4. TEMBAGA (Cu)
Tanaman menyerap Cu dalam bentuk Cu2+ dan dapat diserap melalui daiun dalam bentuk molekul kompleks organik

FUNGSI :
- Cu diserap oleh tanaman dalam jumlah sedikit
- Berfungsi sebagai aktifator beberapa enzim laktase, oksidase dan asam askorbat

GEJALA KEKURANGAN :
- Terlihat pada ujung daun yang mengisut dan merana, dan terkadang terlihat seperti gejala kekurangan K, karena tepi-tepi daunnya mengering.

5. SENG (Zn)
Tanaman menyerap Zn dalam bentuk ion Zn2+ dan dapat dalam bentuk kompleks organik, seperti EDTA.

FUNGSI :
- Berperan dalam pembentukan Asam-asam Indolasetic Acid (IIA), sehingga akan banyak berperan dalam pembelahan sel-sel maristem

GEJALA KEKURANGAN :
- Terjadi salah tumbuh pada ujung akar dan terjadi kelambatan tunas di pucuk karena pembelahan sel maristem tidak sempurna
- Daun berwarna hijau muda, kuning atau putih di antara tulang daun, dan ruas-ruas batang memendek, daun menjadi kecil, sempit dan agak tebal, kemudian dapat menyebabkan daun menjadi gugur.

6. MOLIBDENIUM (Mo)
Tanaman menyerap Mo dalam bentuk ion MoO4= dan dalam jumlah sedikit, kelebihan sedikit saja dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman.

FUNGSI :
- Berfungsi dalam reduksi nitrat (fiksasi N) dan asimilasi nitrogen

GEJALA KEKURANGAN :
- Kekurangan Mo dapat mempengaruhi berlangsungnya sintesis asam-asam amino dan protein, sehingga dapat mempengaruhi fungsi N di dalam tanaman

Penyiraman dan Nutrisi Hidroponik



PENYIRAMAN DAN PEMUPUKAN

Pemupukan dalam istilah disini adalah pemberian larutan nutrisi yang digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan bagi tanaman melalui penyiraman di media tanam, atau dapat juga disebut Fertigation (fertilizer and irrigation). Pada budidaya secara hidroponik, penyiraman larutan nutrisi bagi tanaman dilakukan secara bertahap atau berkali-kali melalui sistem dan kebutuhan tanaman. Kebutuhan larutan nutrisi akan bertambah sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman.

Penyerapan unsur hara oleh tanaman
Unsur hara yang terdapat pada media tanam akan diserap melalui akar, penyerapan air beserta hara dilakukan oleh ujung-ujung akar dan bulu-bulu akar, dengan demikian pembentukan akar sebagai awal pertanaman harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendorong perkembangan akar. Dengan perkembangan akar beserta bulu-bulu akar yang banyak, serapan air dan hara bisa menjadi lebih besar dan akan terjadi keseimbangan volume akar dengan pertumbuhan tanaman.

Penyerapan elemen-elemen oleh akar dipengaruhi oleh faktor di dalam lingkungan akar dan faktor di luar akar. Faktor dilingkungan akar misalnya jenis media tanam, kualitas air, pH dan EC larutan nutrisi. Sedangakan faktor luar misalnnya temperatur, angin, kelembaban, dan cahaya.

Elemen-elemen diserap oleh akar dalam bentuk ion-ion, yaitu anion yang bermuatan negatif dan kation yang bermuatan positif. Adanya perbedaan muatan antara ion-ion di dalam larutan hara dengan ion-ion dalam akar, menyebabkan terjadinya proses tukar-menukar ion. Contoh, ion K+ dari garam KNO3 akan masuk ke dalam akar karena tarikan ion OH- dari H2O, sedangkan ion NO3- akan tetap diluar karena terjadi ikatan dengan
ion H+.



PUPUK
Secara umum pupuk adalah semua bahan kimia yang bisa digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman adalah yang mengandung elemen-elemen yang menentukan pertumbuhan dan produktivitas tanaman, oleh sebab itu pemilihan pupuk dan aplikasinya merupakan salah satu aspek yang sangat penting di dalam budidaya tanaman komersial secara hidroponik.

Keberadaan pupuk tersebut harus memiliki unsur hara yang tersedia secara seimbang, baik unsur-unsur makro maupun unsur-unsur mikro. Keseimbangan unsur hara sebagai nutrisi adalah sangat penting agar tanaman dapat menyerap unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak, diantaranya : C, H, N, O, S, P, K, Mg, Ca. Sedangkan unsur hara mikro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit tetapi harus tersedia, diantaranya : Fe, Si, Mn, B, Zn, Mo, Cu.

Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman dan pemberian larutan nutrisi, baik faktor tanaman itu sendiri maupun faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini penting, karena apabila tidak diperhatikan akan menyebabkan kerusakan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor dari tanaman yang dapat mempengaruhi penyiraman larutan nutrisi adalah jensi tanaman, varietas, umur tanaman dan volume akar. Sedangkan faktor luar adalah, jenis media tanam, EC dan pH nutrisi di dalam media tanam, cahaya, temperatur, kelembaban dan angin.

Volume dan frekuensi penyiraman
Di lihat dari faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman, maka volume dan frekuensi penyiraman tidak semuanya sama pada suatu tempat tertentu. Untuk menentukan volume dan frekuensi penyiraman harus melihat atau menganalisa hasil penyiraman sebelumnya, hal ini dilakukan untuk menentukan volume, waktu dan frekuensi penyiraman. Pengalaman seperti itu penting, karena untuk menghasilkan cara penyiraman yang optimal harus sesuai dengan kondisi setempat, cara orang lain atau saran dari luar hanya merupakan bahan perbandingan untuk menentukan aktifitas penyiraman.

Volume penyiraman pada ketinggian lebih dari 700 meter dari permukaan laut biasanya antara 0.7 – 2.5 liter perhari, dengan frekuensi penyiraman 3 – 7 kali penyiraman per hari. Semakin tinggi temperatur dan rendahnya kelembaban di dalam greenhouse, maka volume dan frekuensi penyiraman akan meningkat, hal ini disebabkan aktifitas di dalam tanaman juga akan meningkat, evaporasi tinggi dan penyerapan unsur hara oleh akar akar cepat pula. Sehingga dibutuhkan unsur hara yang banyak juga. Apabila dalam keadaan penyerapan unsur hara yang tinggi tetapi larutan nutrisi tidak tersedia, maka akan menyebabkan berbagai kemungkinan yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman .

Di sini akan dibahas beberapa pengalaman yang berhubungan dengan masalah penyiraman, antara lain;
1. Tanaman muda mudah layu
Tanaman yang baru pindah dari nursery ke dalam greenhouse seringkali agak layu atau benar benar lemas daunnya, hal ini wajar karena tanaman baru adaptasi. Tetapi jika ini terjadi lebih dari 10 hari, maka dapat juga disebabkan karena temperatur yang terlalu tinggi atau teknis penyiraman yang kurang benar.

Di dalam kasus ini, jika akibat temperatur yang terlalu tinggi maka perlu di usahakan untuk menurunkan temperatur atau menaikan kelembaban, misalnya dengan cara penyemprotan dengan air bersih pada setiap ruas jalan antar bedengan, ini akan membantu meningkatkan kelembaban, karena air yang terdapat di setiap ruas jalan akan menguap ke atas yang akan menyebabkan terdapatnya titik-titik air di dalam greenhouse. Akan tetapi layu tanaman tersebuti apabila benar-benar suhu di dalam greenhouse memang tinggi.

Penyebab layu tanaman sebagai akibat teknis penyiraman yang kurang benar akan terjadi biasanya selama beberapa hari atau sampai lebih dari seminggu, layunya tanaman ini hanya terjadi pada saat suhu meningkat, tetapi pada sore atau pagi hari biasanya kembali normal. Peristiwa ini dapat terjadi jika pertama kali tanaman diletakan di atas media slab (transplant) dan media slab tidak segera di buka drainasenya, atau juga karena setelah penanaman tanaman terlalu banyak disiram. Terlalu banyak penyiraman di dalam media slab akan menyebabkan akar sulit/lambat berkembang, karena media tanam penuh dengan air dan komposisi udara yang sangat sedikit, padahal dalam pertumbuhan akar diperlukan prosentasi udara yang cukup antara 15-17% udara. Perkembangan akar yang lambat sedangkan pertumbuhan vertikal terus berlangsung menyebabkan perbandingan volume akar dan volume di atas akar (daun, cabang dan batang) tidak seimbang. Apabila perbandingan tidak seimbang , pada saat evaporasi di atas tanaman tinggi akar tidak akan cukup mampu untuk menyerap air dan unsur hara secara baik, sehingga daun maupun batang tanaman akan terlalu banyak mengalami penguapan. Penguapan/evaporasi yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan tanaman menjadi layu.

Untuk mencegah kejadian seperti tersebut di atas, sebaiknya media slab/polybag yang baru di tanam secepatnya dilakukan pembuangan drainase, dimana jika media slab masih lembab sebaiknya belum perlu dilakukan penyiraman larutan nutrisi. Keadaan seperti ini tentu akan memaksa perakaran tanaman agresif dalam pertumbuhannya, dibandingkan bila media slab terlalu basah.

2. Fitotoksisitas
Gejala kerusakan fitotoksisitas pada daun tanaman paprika dapat disebabkan apabila temperatur tinggi sedangkan hara kurang tersedia atau penyiraman larutan nutrisi tidak mencukupi. Bila temperatur terlampau tinggi dan kelembaban rendah maka evapotranspirasi tanaman akan sangat pesat. Tekanan negatif ini akan mengisap air dan hara dari media ke arah atas. Air akan keluar dalam bentuk uap dai saringan hidatoda sepanjang tepi daun, akibatnya garam-garam mineral akan tersaring dan terakumulasi di tepi daun. Jika melampaui kepekatan tertentu, akan terjadi fitotoksisitas yang dimulai pada tepi daun yang menguning, dan kemudian menjadi nekrosis cokelat-kehitaman seperti kebakar.

PUPUK HIDROPONIK


PUPUK DALAM SISTEM HIDROPONIK ADALAH



- BAHAN KIMIA YANG DIBUTUHKAN UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN
- ELEMEN-ELEMEN YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN
- TERDIRI DARI UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO

UNSUR HARA MAKRO
- UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN TANAMAN DALAM JUMLAH BANYAK
- C, H, N, O, S, P, K, Mg dan Ca

UNSUR HARA MIKRO
- UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN TANAMAN DALAM JUMLAH SEDIKIT TETAPI HARUS


TERSEDIA
- Fe, Si, Mn, B, Zn, Mo dan Cu

MASING- MASING UNSUR HARA MEMPUNYAI FUNGSI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

PEMUPUKAN DALAM SISTEM HIDROPONIK
- PEMBERIAN LARUTAN NUTRISI YANG YANG DIBUTUHKAN UNTUK TANAMAN MELALUI


PENYIRAMAN

PENYIRAMAN DALAM SISTEM HIDROPONIK /FERTIGATION (FERTILIZER AND IRRIGATION)
- PENYIRAMAN DILAKUKAN BERSAMA DENGAN LARUTAN NUTRISI
- MENYEDIAKAN UNSUR HARA UNTUK TANAMAN
- MEMENUHI KEBUTUHAN PERTUMBUHAN TANAMAN

TEKNIK PEMUPUKAN / PENYIRAMAN
- CARA MANUAL
- IRIGASI TETES (DRIP IRRIGATION SYSTEM)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIRAMAN



1. FAKTOR TEKNIS
- TEKNIK PENYIRAMAN (MANUAL / IRIGASI TETES)
- KUALITAS PUPUK
- KUALITAS AIR
- JENIS DAN UMUR TANAMAN
- VOLUME AKAR
- TENAGA KERJA

2. FAKTOR NON TEKNIS
- JENIS MEDIA TANAM
- EC DAN PH NUTRISI DI DALAM MEDIA TANAM
- TEMPERATUR
- KELEMBABAN
- CAHAYA
- ANGIN
- CUACA (HUJAN, MENDUNG, CERAH)

MENENTUKAN KEBUTUHAN PUPUK DAN TEKNIK PENYIRAMAN



1. MENENTUKAN KEBUTUHAN PUPUK
- JUMLAH PUPUK YANG DIBERIKAN SESUAI DENGAN UMUR DAN JENIS TANAMAN
- UNSUR-UNSUR PADA PUPUK HARUS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN JENIS TANAMAN

2. MENGHITUNG KEBUTUHAN PENYIRAMAN
- BERAPA LUASANYA GREENHOUSE
- BERAPA JUMLAH TANAMAN
- BERAPA JUMLAH VOLUME DAN FREKWENSI PENYIRAMAN PER TANAMAN

3. MEMBUAT LARUTAN PEKAT NUTRISI (UNTUK 90x200 L)
- PUPUK A DILARUTKAN PADA 90 LITER AIR DI TANGKI A
- PUPUK B DILARUTKAN PADA 90 LITER AIR DI TANGKI B
- ADUK HINGGA BENAR-BENAR LARUT

KENAPA PUPUK A DAN B HARUS DIPISAH………………………………………………………?
- DALAM PAKET A TERDAPAT UNSUR Ca
- DALAM PAKET B TERDAPAT UNSUR SO4, PO4
-APABILA KEDUA UNSUR ITU DICAMPUR DAPAT TERJADI PENGGUMPALAN (PENGENDAPAN/ GIPSUM), SEHINGGA AKAN SULIT TERSEDIA BAGI TANAMAN.
- CaSO4, Ca3(PO4)2.

4. PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI SIAP SIRAM
- BERAPA LARUTAN NUTRISI YANG DIBUTUHKAN
- BERAPA EC DAN PH LARUTAN (EC /PH IN)
-AMBIL LARUTAN PEKAT NUTRISI DARI TANGKI A DAN DARI TANGKI B KE TANGKI


PENYIRAMAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN EC DAN KEBUTUHAN PENYIRAMAN
- ADUK HINGGA RATA DAN CEK EC / PH LARUTAN NUTRISI DARI TANGKI YANG SIAP SIRAM
- LAKUKAN PERUBAHAN APABILA EC / PH BELUM SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
- APABILA AKAN MENURUNKAN pH DAPAT MENGGUNAKAN HNO3 (ASAM NITRAT) UNTUK DICAMPUR KEDALAM LARUTAN NUTRISI PADA TANGKI YANG SIAP SIRAM
- APABILA AKAN MENAIKAN pH DAPAT MENGGUNAKAN SODA KUE UNTUK DICAMPUR KEDALAM LARUTAN NUTRISI PADA TANGKI YANG SIAP SIRAM

5. TEKNIK PENYIRAMAN
- CEK TEMPERATUR, KELEMBABAN
- CEK DATA EC /PH MEDIA (OUT) PENYIRAMAN SEBELUMNYA, VOLUME DRAINASE DAN PROSENTASI DRAINASE
- LAKUKAN PENYIRAMAN DENGAN VOLUME DAN FREKWENSI SESUAI DENGAN KONDISI SETEMPAT
- REGISTRASI SEMUA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYIRAMAN

6. VOLUME DAN FREKWENSI PENYIRAMAN
- TIDAK SEMUA SAMA PADA SETIAP LOKASI
- CEK DATA PENYIRAMAN SEBELUMNYA
- TERGANTUNG DARI UMUR TANAMAN, JENIS TANAMAN, EC / PH OUT, TEMPERATUR, KELEMBABAN DAN CUACA

PERUBAHAN EC / PH

BERAPA EC /PH IN (MASUK) DAN EC / PH OUT (KELUAR) UNTUK PAPRIKA, TOMAT DAN TIMUN
- EC / PH IN MASA VEGETATIF……………………………….?
- EC / PH OUT MASA VEGETATIF……………………………?
- EC / PH IN MASA GENERATIF……………………………….?
- EC / PH OUT MASA GENERATIF……………………………?

BAGAIMANA SITUASI EC / PH DI DALAM MEDIA SLAB PADA SAAT PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF……………………………………………..?

BAGAIMANA CARA MENAIKAN EC / PH DI MEDIA SLAB……..………………….?
BAGAIMANA CARA MENURUNKAN EC / PH DI MEDIA SLAB…………………….?

LAKUKAN ANALISA EC / PH DARI HASIL REGISTRASI PADA TANAMAN

Saturday, February 23, 2008

Busuk pangkal batang (gummy stem bligh)

Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella melonis (Passerini) Chiu et Walker. Penyakit busuk pangkal batang banyak ditemukan di sentra-sentra penanaman semangka, timun dan melon di Indonesia. Gejala serangan ini ditandai pada batang yang terserang seperti tercelup minyak, kemudian keluar lendir berwarna merah coklat, pada akhirnya tanaman layu dan mati.

Penyakit yang disebabkan oleh cendawan Phytopthora sp. Cendawan ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat atau layu tiba-tiba, pada bagian batang di atas media tanam yang terinfeksi menjadi lunak dan berwarna hijau gelap atau coklat gelap. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan batang roboh atu bengkok. Penyakit tersebut menyukai media tanam dan tanaman yang terlalu lembab dan suhunya lebih dari 20°C.

Teknik pengendalian
Pada beberapa kasus, penyakit busuk pangkal batang sebagai akibat dari media tanam yang tidak steril, dengan demikian untuk pencegahan preventif media penanaman harus steril. Pada tanaman yang terserang daun-daunnya harus dirompes (dibersihkan), kemudian tanaman disemprot dengan fungisida , dan pada pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan fungisida tersebut. Fungisida yang biasa digunakan adalah Derosal 500 SC, Sandofan MZ10/56 WP, Dithane M-45 80 WP, dan Ridomil MZ8/64 WP.

Jenis Penyakit di Paprika (Layu Bakteri (bacterial wilt)

Penyakit layu pada tanaman in disebabkan oleh bakteri Erwinia tracheiphila E.F. Sm pada tanaman Cucurbitaceae. Tetapi pada tanaman Solanaceae disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Tanaman yang terserang penyakit layu bakteri akan ditandai dengan daun tanaman layu satu persatu meskipun warna daun tetap hijau, dan akhirnya tanaman layu secara keseluruhan. Apabila pangkal batang tanaman yang layu dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket.

Teknik pengendalian
Cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah , dengan sterilisasi media, penggunaan bibit yang sehat, atau dengan perlakuan preventif benih yang direndam dengan bakterisida Agrimycin (oxytetracyclin dan streptomycin sulphate) atau Agrept (streptomycin sulphate) dengan kosentrasi yang di anjurkan. Cara lain adalah usahakan disekitar tanaman bersih dan kondisi tidak terlalu lembab.

Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium ( Fusarium oxysporum f-sp. melonis Snyd. et Hans) menyerang pada tanaman Solanaceae dan Cicurbitaceae dari muali fase pembibitan. Layu fusarium menginfeksi tanaman lewat perakaran dan berkembang di pembuluh kayu. Di dalam tanaman, jamur tersebut menyebabkan penyumbatan jaringan yang mentranslokasikan air, sehingga terjadi penguningan pada daun-daun dan tanaman menjadi layu.

Gejala serangan pada tanaman dewasa ditandai adanya daun-daun menjadi pucat, bagian atas tanaman layu dan akhirnya mati. Apabila diamati pada batang tanaman terdapat goresan dan mempunyai massa spora cendawan berwarna merah jambu, dan bila batang dibelah tampak pembuluh kayu berwarna coklat mulai dari akar sampai ke cabang-cabang. Pada penampang melintang batang tampak adanya cincin berwarna coklat di bawah kulit batang. Pembuluh kayu berwarna coklat tetap kering dan tidak basah seperti pada layu bakteri.

Teknik pengendalian
Pengendalian penyakit layu fusarium dapat dilakukan dengan penggunaan media tanam yang steril dan ber-pH netral. Dapat juga dilakukan secara kimawi pada tanaman dengan menggunakan fungisida Derosal 500 SC, Benlate, dan Ridomil MZ8/64 WP.

Jenis Hama di Paprika (Leaf Miner)


Leaf Miner
Jenis yang banyak menyerang beberapa jenis tanaman bunga seperti chrysant adalah Liriomyza trifolii. Serangga ini bersifat polifag (memakan berbagai jenis tanaman), mempunyai lebih dari 70 jenis tanaman inang. Tanaman yang sering menjadi inang adalah tanaman yang termasuk dalam famili Leguminoseae, Malvaceae, Solanaceae, dan Compositae.

Gejala serangan
Lalat betina yang akan bertelur memasukkan ovipositornya (alat bertelur) ke dalam jaringan daun, dan akan terlihat bintik-bintik warna putih yang merupakan telur-telur serangga. Telur-telur tersebut kemudian akan menetas menjadi larva. Pada stadia inilah serangan leaf miner sangat merugikan karena mengorok jaringan daun, sehingga pada daun terlihat adanya garis-garis bewarna putih. Larva Liriomyza mengorok daun di bawah epidermis daun, sehingga terbentuk bekas korokan berbentuk jala tidak teratur berwarna putih dengan diameter bekas korokan 1,5-2 mm. Bila terjadi serangan hebat, daun akan tampak putih, karena yang tersisa hanya lapisan tipis bagian luar saja.

Siklus hidup
Leaf miner berkembang biak dengan telur. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor lalat sekitar 600 butir dalam 2-3 hari musim bertelur. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 2-8 hari yang akan menjadi larva. Larva di dalam daun akan bertahan selama 4-6 hari, kemudian berubah menjadi pupa. Pada stadia pupa ini leaf miner akan beristirahat selama 8-11 hari, kemudian akan keluar dari jaringan daun dan terbang sebagai imago leaf miner. Pada umur 5-8 setelah menjadi imago, leaf miner siap untuk meletakkan telurnya pada tanaman inang. Lubang di dalam daun bekas tempat menetas telur leaf miner akan berwarna hitam bila imago sudah keluar dari dalam daun.

Leaf miner untuk menyelesaikan satu siklus hidupnya memerlukan waktu sekitar 19-33 hari, sehingga dalam setahun terjadi 8-12 generasi.

Teknik pengendalian
Leaf miner mempunyai banyak tanaman inang, sehingga penggendalian dengan kultur teknis dapat dengan cara membersihakan tanaman inang yang ada di sekitar tanaman produksi, sehngga dapat menurunkan populasinya. Karena telur berada di dalam jaringan daun, maka insektisida yang biasa di pakai adalah sistemik, misalkan Trigard (siromazin 75%), minimal 14 hari sekali dilakukan penyemprotan, supaya siklusnya terputus.

Apabila pengendalian terhadap telur dan larva leaf miner sudah dilakukan, selanjutnya dilakukan pengendalian terhadap stadia dewasanya agar tidak menyebar ke tanaman lain. Untuk pengendalian leaf miner dapat dilakukan penyemprotan Agrimec 18 EC, Pegasus 500 SC, dan Matador 25 EC. Penyemprotan dilakukan pada seluruh bagian tanaman dan tanaman inang disekitarnya.

Saturday, February 9, 2008

Jenis Hama di Paprika (Aphis-Kutu daun)

Kutu Daun (Aphis gossypii Glover)
Kutu daun termasuk dalam famili Aphididae ordo Homoptera, serangga ini bertubuh lunak, berukuran 4-8 mm. Kelompok Aphids biasanya berkoloni di bawah permukaan daun atau sela-sela daun, hama ini mengekskresikan embun madu, adanya embun madu yang dikeluarkan kutu daun dapat dilihat dengan terdapatnya semut atau embun jelaga yang berwarna hitam. Munculnya embun jelaga ini menyebabkan permukaan daun tertutupi sehingga akan menghambat proses fotosintesis. Aphids menyerang tanaman Cabe, Paprika, Timun, Semangka, Melon, Kubis dan Kailan.

Gejala serangan
Hama ini mengisap cairan daun, sehingga daun tanaman menggulung, sedangkan pucuk tanaman menjadi keriting. Aphids juga merupakan vektor penyakit virus. Pada fase nimfa dan imago dapat mengisap cairan pada dasar bunga, sehingga mengakibatkan bentuk bunga rusak.

Siklus hidup
Perkembangan kutu daun secara partenogenetik dan vivipar. Di daerah tropis umumnya populasi kutu daun dengan cepat, populasi kutu daun sangat tinggi pada awal musim kering, sedangkan pada periode kering yang panjang dan hujan lebat populasinya sangat menurun.

Kebanyakan telurnya hidup di musim dingin, kemudian menghasilkan individu-individu yang tidak bersayap dan bersayap. Pada jenis bentuk-bentuk yang bersayap ini pndah ke tumbuhan inang yang berbeda dan proses produksi berlanjut. Di daerah tropis untuk menyelesaiakan satu siklus hidupnya diperlukan waktu rata-rata 8,2-11, 4 hari.

Teknik pengendalian
Hama Aphids bisa dikendalikan dengan cara melakukan penanaman serempak, sehingga tidak ada perbedaan umur tanaman dalam satu hamparan. Dengan melihat gejala serangan di permukan daun yang kelihatan mengkilap, maka bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida. Pestisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan Aphids adalah Confidor 200 SL, Curacron 500 EC, dan Pegasus 500 SC.

Jenis Hama di Paprika (Thrips)


Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Jenis serangga ini bentuknya kecil, mempunyai sayap seperti duri yang tidak berangka. Kebanyakan jenis ini akan loncat dari satu tempat ke tempat lain, dan gerakannya cukup lincah. Karena kemampuan terbangnya lemah, maka untuk perpindahan da
tempat ke tempat lainnya sangat dipengaruhi oleh angin dan para pekerja dapat juga sebagai mediator perpindahan tempat.

Gejala serangan
Hama ini menyerang mulai dari pembibitan sampai tanaman dewasa. Thrips menyerang tanaman cabai, Paprika, Timun, Semangka dan Melon. Thrips menyerang tanaman dengan cara meraut-mengisap. Gejala serangan terlihat pada pucuk tanaman, daun-daun muda atau tunas-tunas baru keriting bahkan berbecak-becak kekuningan, tanaman keriting dan kerdil tidak dapat membenetuk buah secara normal, sebagai akibat diisapnya isi sel yang kemudian terisi dengan udara. Kalau gejala ini timbul perlu diwaspadai karena tanaman bisa juga telah tertular virus yang dibawa hama thrips.

Siklus hidup
Thrips berukuran sangat kecil antara 0,5 – 1,5 mm. Imago meletakan telur di permukaan bawah daun atau pada kelopak dan mahkota bunga. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor betina berkisar antara 30-300 butir, tergantung mutu dan jumlah makanan yang tersedia. Thrips mengalami dua instar nimfa dan stadia pupa, nimfa thrips berwarna kekuning-kuningan, sedangkan thrips dewasa berwarna coklat kehitaman. Instar pertama dan kedua merupakan fase aktif, sedang nimfa instar selanjutnya adalah prapupa dan pupa yang mempunyai fase istirahat. Untuk menyelesaikan satu siklus hidup thrips, paling sedikit membutuhkan waktu sekitar 10 hari.

Teknik pengendalian
Teknik pengendalian yang cukup efektif adalah dengan cara pencegahan serangan thrips dengan aplikasi pestisida. Pestisida yang biasa digunakan adalah Agrimec 18 EC, Confidor 200 SL, Curacron 500EC, Mesurol 50 WP, dan Pegasus 500 SC.

Friday, February 8, 2008

Jenis Hama di Paprika (Tungau/mites)


JENIS-JENIS HAMA DAN PENGENDALIANNYA


Ada beberapa jenis-jenis hama yang akan diuraikan dibawah ini, yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap tanaman sayuran di dalam greenhouse, berikut cara pengendaliannya.

Tungau (mites)
Tungau yang menyerang tanaman sayuran adalah tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisduval) dan tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus Bank). Tungau menyerang tanaman dengan memasukan stiletnya menyerang tanaman dengan memasukan stiletnya dengan menyuntikkan air ludahnya yang beracun.

Gejala serangan
Gejala serangan tungau ditandai berupa titik kecil berwarna terang yang kemudian berkembang menjadi bercak tidak teratur berwarna putih atau hijau. Sering juga terjadi perubahan warna daun dari kuning menjadi keperakan. Kemudian kerusakan lainnya adalah daun mengeriting, melengkung dan terpelintir, nekrosis pada daun muda, dan bahkan pada tanaman yang baru tumbuh.

Apabila daun di balik maka pada daun sebelah bawah akan terlihat sekumpulan hama yang tampak seperti titik-titik merah atau kuning.

Siklus hidup
Perkembangan populasi tungau sangat cepat, karena siklus hidupnya pendek dan fertilitasnya tinggi. Pada kondisi udara yang panas dan kelembaban rendah serta sedikit hujan, populasi tungau akan berkembang cepat. Hampir semua telur berpotensi menetas menjadi larva, meskipun telur tersebut tidah dibuahi. Telur yang dibuahi akan berkelamin betina sedangkan yang tidak dibuahi akan berkelamin jantan.

Sejak dari fase larva, spider mite sudah menjadi parasit dan menghisap cairan pada daun-daun tanaman yang terserang, dan semakin berat bila larvanya sudah tumbuh dewasa, karena gerakannya akan semakin aktif dan menyebar ke banyak tanaman.

Teknik pengendalian.
Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan cara menjaga kelembaban agar tetap cukup tinggi, karena tungau menyukai kelembaban yang rendah (<80%)>30ºC), sehingga dengan peningkatan kelembaban dan penurunan suhu, akan terjadi kondisi fisik yang kurang mendukung bagi perkembangan tungau, hal ini dapat menghambat kemampuan makan dan menurunkan perkembang biakan tungau.
Alternatif lain adalah pengendalian secara kimiawi, dengan menggunakan pestisida. Jenis pestisida yang digunakan adalah akarisida. Beberapa pestisida yang dapat digunakan adalah Kelthane 200 EC, Agrimec 18 EC, Pegasus 500 EC, Curacron 500 EC, dan Mitac 200 EC.

Pengendalian Hama & Penyakit Sayuran Hidroponik



PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
SAYURAN HIDROPONIK

Istilah hama dan penyakit sering dianggap sama, karena keduanya sama-sama dapat merugikan bagi tanaman dan manusia. Tetapi sebenarnya keduanya berbeda. Hama merupakan binatang yang merusak tanaman dan umumnya merugikan manusia dari segi ekonomi. Kerugian tersebut dihubungkan dengan nilai ekonomi, karena apabila tidak terjadi penurunan nilai ekonomi, maka kehadiran hama tersebut pada tanaman tidak perlu dikendalikan/diberantas. Sedangkan penyakit tanaman dapat berupa bakteri, jamur, ganggang dan virus.

Pada umumnya benih tanaman hidroponik yang digunakan bukanlah asli dari Indonesia, sehingga belum beradaptasi secara luas dengan iklim Indonesia, oleh sebab itu akan menjadi peka terhadap serangan hama dan penyakit. Pengamatan dini terhadap gejala serangan hama dan penyakit merupakan cara yang dapat mempermudah dalam menentukan jenis hama dan penyakit yang menyerang, sehingga dapat mempermudah pula untuk tindakan pengendaliannya.

Tanaman hidroponik juga sangat peka terhadap kekurangan unsur hara. Gejala kekurangan unsur hara ini mirip dengan gejala awal serangan penyakit. Oleh karena itu diperlukan keahlian dan ketelitian dalam menentukan apakah tanaman terserang penyakit atau kekurangan salah satu unsur hara.

a. Pewiwilan
Untuk menghasilkan cabang dan produski buah yang baik, harus dipilih pembentukan tunas yang tumbuh dengan baik. Tunas inilah yang akan menghasilkan pertumbuhan cabang berikutnya. Pada pertumbuhan selanjutnya, cabang yang dibiarkan tumbuh akan menghasilkan cabang yang baru lagi. Cabang yang baru tumbuh ini masih harus diseleksi lagi, tunas yang baik di pelihara sedangkan yang tidak baik dibuang dengan menyisakan 2-4 daun paling bawah. Demikian seterusnya sehingga cabang yang dipelihara tetap dua cabang.

b. Seleksi bunga dan buah
Pembuangan bunga dan buah yang tidak diharapkan harus dilakukan sedini mungkin agar perkembangan bunga dan buah dapat berlangsung dengan baik. Oleh karen itu, setelah buah tumbuh membesar harus dilakukan seleksi buah di pohon. Seleksi buah dapat dilakukan bersamaan dengan pewiwilan, pada saat itu juga dapat di buang bunga yang tidak baik. Setiap buku cabang utama berpotensi menghasilkan dua buah paprika, untuk mendapatkan kualitas yang baik sebaiknya diseleksi hanya satu buah saja yang dibiarkan, agar perkembangan buah menjadi optimal.

Pemeliharaan Tanaman Paprika-1


Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan akan berbeda, ini tergantung dari jenis tanaman apa yang dipilih. Tetapi pemeliharaan pada tanaman paprika pada umumnya sebagai berikut:

a. Pemilihan cabang produksi
Pada tanaman Paprika perlu dilakukan pemilihan cabang utama untuk produksi, dengan hanya membiarkan 2 batang cabang yang hidup sebagai cabang utama. Pemilihan cabang produksi ini dilakukan karena tanaman paprika secure alami akan membentuk semak, dari batang utama akan bercabang dan dari setiap cabang akan membentuk dua cabang sehingga tanaman akan kelihatan bergerombol. Apabila tidak dilakukan pemilihan cabang, akan menghasilakan bunga yang banyak, karena pada sudut diantara dua cabang berpotensi menghasilkan bunga. Pemilihan cabang produksi ini juga dimaksudkan mengefesienkan translokasi hasil fotosintesis dari daun menuju buah dan untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar mampu berproduksi dengan baik. Di dalam pemilihan cabang produksi sebaiknya mempunyai kriteria, antara lain :
- kondisi cabang lebih baik dan sehat daripada cabang lain yang tumbuh.
- jarak antar cabang berjauhan dan menghadap keluar.
- ukuran atau besarnya cabang seimbang.
- mempunyai vigor yang baik.
- bebas dari penyakit.

b. Pembuangan daun semu
Daun-daun semu yang tumbuh diantara ketiak daun sebaiknya dibuang. Selain daun tersebut tidak bermanfaat, juga akan menyerap energi hasil asimilasi tanaman itu sendiri. Di dalam pembuangan daun semu ini dapat dilakukan bersamaan dengan pewiwilan.


c. Pengikatan/pengajiran/pelilitan .

pada tanamanTanaman yang tumbuh semakin besar dan tinggi, diperlukan pegangan untuk menopang tumbuhnya tanaman dengan benang/tali agar bisa berdiri tegak sesuai dengan pengaturan jalur yang direncanakan. Pengikatan/pelilitan benang/tali pada tanaman dilakukan bersamaan dengan pewiwilan

Cara Tanam & Pemeliharaan




PENANAMAN

Pemindahan tanaman (transplant) dari nursery ke dalam greenhouse, dilakukan apabila bibit sudah cukup umur untuk di tanam, juga bibit dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit. Sebaiknya pemindahan tanaman dilaksanakan pada pagi hari, karena pada pagi hari evaporasi pada tanaman belum tinggi sehingga kondisi stres tanaman dapat ditekan. Sebab, bibit yang dipindahkan dari nursery ke dalam greenhouse akan mengalami perbedaan kondisi, sehingga penanaman di pagi hari dapat membantu tanaman untuk beradaptasi di dalam greenhouse.


Persiapan tanam
Sebelum tanaman dipindahkan kedalam greenhouse, segala sesuatu yang ada didalam greenhouse harus sudah siap, baik bedengan, kawat penggantung benang ajir, benang ajir, slab yang berisi media tanam maupun sistem irigasi yang sudah siap pakai. Ada beberapa hal juga yang perlu dipersiapkan dan dikerjakan, antara lain pembuatan nutrisi, pembuatan lubang tanam (apabila menggunakan media tanam di slab) dan pengisian atau penyiraman larutan nutrisi dengan EC 2.0 dan pH 5.5 kedalam media tanam sampai jenuh. Maksud pengisian larutan nutrisi ke dalam media tanam slab/polybag agar tanaman yang baru dipindah dapat langsung menyerap unsur hara yang terdapat di media tanam. Sebab, apabila media tanam kering akan merusak sistem perakaran tanaman yang relatif masih muda, sehingga dapat menyebabkan masuknya panyakit ke tanaman dan terganggunya sistem pertumbuhan tanaman. Media tanam yang kering juga dapat menyebabkan akar tanaman tidak dapat menyerap unsur hara yang dibutuhkan, kondisi seperti ini dapat merugikan pertumbuhan tanaman.

Transplant
Transplant adalah pemindahan bibit tanaman kedalam greenhouse untuk diletakan diatas media slabs (media tanam yang terbungkus plastik) atau diletakan diatas polybag dengan jarak tanam tertentu. Pemindahan bibit atau penanaman dilakukan setelah bibit berumur 18-20 hari setelah di polybag atau tanaman mempunyai 6-8 helai daun. Setelah bibit di tanam, apabila menggunakan irigasi tetes, maka regulator stick harus ditancapkan pada media di polybag/block kecil diatas polybag besar atau diatas media slabs. Apabila penanaman selesai dapat dilakukan pembuatan lubang drainase di bawah slab atau polybag besar.

Pembuatan larutan nutrisi
Pada budidaya hidroponik, pemberian nutrisi menjadi kunci penting dari keberhasilan pengusaha/petani. Keterlambatan pemberian nutrisi atau perbandingan unsur yang tidak tepat akan berakibat fatal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, bahkan dapat menyebabkan kematian. Sebaliknya, apabila pemberian nutrisi dilakukan dengan tepat dan baik, tanaman akan tumbuh optimal dan dapat hidup lebih lama. Agar tanaman tumbuh secara optimal, komposisi unsur hara harus sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman, karena masing-masing tanaman membutuhkan formulasi pupuk yang berbeda-beda.

Misalkan pembuatan larutan nutrisi dengan pupuk Nutrisi Hidroponik 90 x 200 liter, artinya adalah pupuk A dilarutkan pada 90 liter air di tangki/bak A dan pupuk B juga dilarutkan pada 90 liter air di tangki/bak B untuk 18.000 liter larutan. Apabila akan melakukan penyiraman dengan laruran nutrisi maka pupuk dari tangki/bak A dan B dilarutkan pada air dalam satu tanki/bak yang siap untuk disiramkan. Volume pupuk dari A & B disesuaikan dengan kebutuhan EC maupun volume penyiraman. Contoh, 1 liter dari pupuk A dan 1 liter dari pupuk B untuk 200 liter air yang dilarutkan, sehingga terdapat 200 liter larutan nutrisi yang siap untuk disiramkan. Tetapi itu tergantung dari kebutuhan EC, semakin tinggi EC yang dibutuhkan untuk penyiraman semakin banyak juga pupuk yang digunakan. Hal ini penting, karena kepekatan larutan nutrisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman dan pemupukan budidaya secara hidroponik pada umumnya dilakukan secara bersamaan. Penyiraman dan pemupukan sangat menentukan pertumbuhan, produktifitas dan kualitas tanaman, karena tanaman hanya tergantung pada suplai hara yang diberikan, dan tidak ada penunjang dari media yang digunakan.

Teknis penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan sistem irigasi tetes (drip irigation system).




Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyiraman, yaitu :



Larutan nutrisi yang akan digunakan untuk penyiraman tanaman harus mempunyai
kepekatan (EC) dan nilai pH yang sesuai dengan jenis tanaman dan umur tanaman,
yang dapat diukur dengan alat EC dan PH meter sebelum didistribusikan ke tanaman.


Volume dan kepekatan larutan nutrisi diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman, umurtanaman, virietas dan tipe iklim setempat.Frekuensi penyiraman larutan nutrisi tergantung pada kondisi setempat, dan berbeda antara tanaman yang masih kecil dengan tanaman yang sudah dewasa.



Apabila penyirman larutan nutrisi dengan cara manual (penyiraman dilakukan oleh orang untuk setiap polybag) agar dihitung kebutuhan tenaga kerja tiap satuan luas kebun, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam waktu dan frekuensi penyiraman.



Penyiraman larutan nutrisi dengan irigasi tetes perlu diperhatikan pemasangan regulator stick dan pengukuran tekanan agar volume penyiraman dan waktu yang diperlukan untuk menyiram dapat berjalan secara optimal.

Semai & Pembibitan di Nursery


PERSEMAIAN

Sebelum melakuakan persemaian perlu terlebih dahulu dipersiapkan media semai yang sudah ditempatkan di wadah semai (tray/penampan). Media semai tersebut dalam keadaan basah dengan air yang bersih tanpa mengandung nutrisi, tetapi tidak terlalu lembab, Ada beberapa cara untuk melakukan persemaian, yaitu :

a. Meletakan benih di tray/penampan


Apabila benih sudah siap untuk di semai, dan media semai sudah dalam keadaan basah, maka benih dapat dimasukan/diletakan di media dengan menggunakan pinset. Apabila benih sudah selesai dimasukan di media, maka setelah itu tray/penampan dapat ditutup dengan plastik mulsa hitam perak atau dapat juga kertas tisu yang lembab, kemudian letakan persemaian di tempat yang tidak terkena matahari secara langsung atau dapat juga diletakan pada lemari semai.


b. Pengontrolan suhu dan kelembaban


Agar berkecambah dengan baik, setiap jenis tanaman memerlukan kondisi iklim mikro yang berbeda-beda. Pada persemaian paprika memerlukan suhu 24-30ºC dan kelembaban 70-85%. Tetapi suhu optimum untuk persemaian paprika 25°C. Perlakuan untuk mengadaptasikan iklim mikro ini dapat mengguakan lampu apabila suhu terlalu rendah, dan dapat menggunakan hand sprayer untuk menyemprot apabila suhu terlalu tinggi.


c. Membuka penutup tray semai


Dalam membuka penutup semai, perlu diperhatikan seberapa banyak benih sudah germinit/tumbuh, karena setiap jenis tanaman mempunyai masa germinit yang berbeda-beda. Pentingnya membuka penutup tray ini adalah apabila penutup terlambat dibuka, kecambah akan menjadi panjang. Pada persemaian paprika penutup tray semai biasanya di buka sekitar 4-5 hari setelah semai


d. Pemindahan tray semai


Pemindahan tray semai ini biasanya dimaksudkan untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup, sampai bibit sudah siap untuk dipindah ke polybag/block. Biasanya tray diletakan pada rak semai yang terdapat di nursery.


e. Pembumbunan (transblock)


Setelah bibit mempunyai dua buah daun atau berumur sekitar 7-10 hari setelah semai, dapat dilakuakn pembumbunan atau dipindah ke polybag/block. Pemindahan bibit kecil sebaiknya dengan menggunakan pinset agar mudah dimasukan ke lubang media polybag/block. Sebelum pemindahan bibit sebaiknya media polybg sudah dibuat lubang dengan ukuran yang sesuai, kemudian media di polybag disiram dengan larutan nutrisi dengan EC dan pH yang sesuai.


f. Penyiraman dengan larutan nutrisi


Tanaman yang sudah dipindahkan ke polybag/block, perlu dilakukan penyiraman dengan fungisida agar luka pada akar tidak terinfeksi oleh penyakit, fungisida disiramkan sehari setelah di polybag. Pada penyiraman di polybag dengan larutan nutrisi disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Dalam penyiraman di nursery, dapat juga dilakukan secara manual dengan menggunakan measuring cup atau alat siram dengan ukuran tertentu. Biasanya penyiraman dengan larutan nutrisi dengan kenaikan EC yang bertahap. Misalnya dari EC 2.0 –3.0 yang disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan tanaman. Agar bibit dapat menyerap unsur-unsur hara secara optimal maka pH di dalam media harus sesuai dengan kehendak dari jenis tanaman itu sendiri, untuk paprika biasannya menggunakan pH 5.5 pada pembibitan di dalam nursery.

Penyiraman larutan nutrisi dapat dilakukan tergantung kebutuhan bibit tanaman tersebut, biasanya tidak setiap hari dilakukan penyiraman, tetapi dapat juga melihat kondisi media tanam. Apabila media tanam polybag/block masih lembab atau masih penuh dengan larutan nutrisi maka biasanya penyiraman belum perlu dilakukan, tetapi apabila media polybag sudah mulai kering atau ringan kalau diangkat biasnya dapat dilakukan penyiraman. Kondisi seperti ini biasanya sampai bibit berumur 10 hari setelah di polybag, dan setelah itu biasanya di siram setiap hari satu kali penyiraman.

g. Perawatan tanaman di nursery


Perawatan tanaman di nursery harus benar-benar dilakukan secara sungguh-sungguh dan hati-hati, perawatan ini meliputi pengelolaan hama dan penyakit, kebersihan nursery dan pengaturan jarak antar polybag/block. Pengaturan jarak antar polybag dapat dilakukan pada umur tanaman 10 hari setelah di polybag. Apabila terlihat ada indikasi serangan hama dan penyakit dapat dilakukan secepat mungkin pengendaliannya. Untuk mengetahui indikasi jenis hama tertentu, misalnya thrips, aphids biasanya menggunakan yellow sticky trap dan green sticky trap. Sedangakan pengendalian dengan pestisida tergantung dari jenis hama dan penyakitnya, penyemprotan pestisida dapat dilakukan satu minggu setelah
tanaman di polybag.

PAPRIKA : Tanam dengan sistem hiroponik


PAPRIKA

Tanaman paprika mempunyai nama ilmiah Capsicum anum var, grossum, dan dikenal dengan nama sweet pepper. Jenis cabai ini merupakan tanaman sayuran yang masih relatif baru di kenal oleh masyarakat Indonesia, keistimewaan paprika adalah rasanya yang tidak pedas tetapi cenderung manis, karena paprika tidak mengandung zat capcaisin (C9H12O2) yang menyebabkan rasa pedas.

Budidaya paprika secara hidroponik diperlukan perencanaan yang matang agar diperoleh hasil yang maksimal, karena tujuan dari budidaya secara hidroponik adalah untuk menghasilkan kualitas, produktifitas, dan kontinuitas yang baik.

Pada dasarnya paprika dapat tumbuh pada semua dataran di Indonesia, karena pertumbuhan vegetatif paprika baik pada temperatur 25-30°C dan temperatur optimum untuk perkembangan bunga dan buah adalah 22-25°C pada siang hari dan 18-19°C pada malam hari. Temperatur seperti biasanya terdapat pada dataran menengah dan dataran tinggi di Indonesia, yaitu dengan ketinggian sekitar 700-1500 meter dari permukaan laut. Daerah-daerah yang sudah banyak menanam paprika misalnya di Lembang, Pengalengan, Cipanas, Cianjur, Sukabumi, Nongkojajar, Ijen, Brastagi, Lombok dan Malakaji.

Faktor iklim linnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan paprika adalah intensitas cahaya dan kelembaban. Intensitas cahaya yang dibutuhkan adalah 5-7 jam per hari, tetapi diusahakan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam greenhouse adalah 60-70 %. Kelembaban yang dikehendaki paprika sekitar 60-80%, sebab pada kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan aborsi pada bunga, dan pada kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan banyaknya serangan penyakit, misalnya Botrytis dan Antracnosa.

KOMODITI HIDROPONIK


BENIH

Pemilihan benih adalah sangat penting sekali sebagai tolak ukur produktifitas budidaya hidroponik. Hal ini bisa dimengerti, karena produktifitas tanaman tergantung pula terhadap keunggulan jenis benih/bibit yang kita tanam. Pada sekala usaha yang besar, pemilihan atas komoditi atau jenis tanaman yang akan di tanam harus dipikirkan terhadap pemasaran produk yang akan dihasilkan. Dengan varietas yang unggul dan sesuai dengan permintaan pasar, di harapkan pengusaha/petani dapat berproduksi dengan optimal tanpa kesulitan tarhadap pemasarannya.

JENIS TANAMAN

Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan untuk skala usaha komersial harus diperhatikan. Sebagai contoh jenis tanaman yang mempunyai nilai jual diatas rata-rata, yaitu:
a. Paprika
b. Tomat
c. Timun Jepang
d. Melon
e. Terong Jepang
f. Selada

Selain jenis tanaman di atas, banyak lagi yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik apabila dilakukan hanya pada kegiatan hobby
saja.

APA ITU MEDIA TANAM HIDROPONIK


Dalam budidaya sayuran yang menggunakan sistem hidroponik, ada beberapa bahan dan alat yang perlu dipergunakan antara lain, media tanam, benih, dan larutan nutrisi. Mengingat hidroponik ini bukan suatu keharusan ataupun kebutuhan, melainkan suatu jalan keluar, maka komoditi yang ditanam pun harus mempunyai pasar khusus dengan harga yang khusus pula. Karena komoditi secara hidroponik akan merugi, jika yang ditanam itu adalah jenis tanaman murah dan rendah nilai jualnya. Hal ini adalah karena akibat dari sistem pemeliharaan hidroponik yang memerlukan cara intensif dengan biaya produksi yang relatif lebih tinggi.


MEDIA TANAM

Media tanam hidroponik merupakan bagian yang penting juga untuk menunjang keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Karena itu, media ini harus poros dan dapat mempertahankan kelembaban. Media tanam dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu media untuk persemaian, pembibitan dan media untuk tanaman dewasa. Tetapi biasanya, jenis media yang digunakan disamping dapat untuk persemaian juga dapat pula untuk pemebibitan dan tanaman dewasa.

Media untuk persemaian
Media untuk persemaian dapat menggunakan berupa arang sekam atau rockwool. Untuk persemaian yang menggunakan arang sekam, harus benar-benar diketahui kualitasnya, terutama kebersihan dan bebas dari hama penyakit.

Untuk persemaian yang menggunakan rockwool, akan lebih mudah dalam pemindahan bibit ke media pembibitan, karena persemaian menggunakan potongan-potongan kecil rockwool yang dimasukan ke setiap lubang tray.

Media untuk pembibitan
Dalam pembibitan ini media yang dapat digunakan antara lain arang sekam dan rockwool. Tapi semua media yang digunakan akan memerlukan tempat atau wadah untuk media, tempat atau wadah ini bisa menggunaka polybag atau plastik yang sesuai dengan ukuran media.

Media untuk tanaman dewasa

Media untuk tanaman yang dewasa hampir sama dengan media yang digunakan untuk persemaian atau pembibitan. Akan tetapi ada juga yang mengkombinasikannya dengan media yang berbeda. Misalnya, untuk pembibitan menggunakan media rockwool dan untuk tanaman yang dewasa dengan media arang sekam, ataupun kebalikannya.

Untuk tanaman dewasa media tanamnya harus lebih besar volumnya, karena dalam media ini merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan akar, serta sebagai media untuk menyerap unsur hara.

MATERI DALAM PANDUAN SISTEM HIDROPONIK

POKOK-POKOK MATERI PANDUAN HIDROPONIK

KONSTRUKSI GREENHOUSE
- Pengertian greenhouse dalam pertanian
- Syarat-syarat pembangunan greenhouse
- Bahan pembangun greenhouse
- Bentuk-bentuk bangunan greenhouse
- Fungsi bentuk-bentuk bangunan greenhouse
- Keuntungan greenhouse dalam pertanian

MEDIA TANAM HIDROPONIK
- Pengertian media tanam untuk hidroponik
- Jenis dan fungsi media tanam
- Syarat-syarat media tanam yang baik
- Dimana media tanam dapat diperoleh
- Pembuatan media tanam hidroponik


TEKNIK PERSEMAIAN
- Pengertian semai
- Bahan dan alat umtuk persemaian
- Teknik persemaian
- Registrasi dan pengontrolan

MANAJEMEN NURSERY
- Teknik sterilisasi dan desinfektan
- Teknik pemindahan bibit
- Pemeliharaan bibit di nursery
- Pemupukan dan penyiraman di nursery
- Registrasi dan pengontrolan

TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK
- Teknik budidaya tanaman paprika, tomat dan timun
- Teknik pemeliharaan
- Pemupukan dan penyiraman
- EC dan pH di dalam media tanam
- Pengendalian hama dan penyakit
- Teknik penyemprotan
- Teknik pemanenan

PEMUPUKAN DAN PENYIRAMAN
- Pengertian pupuk dan penyiraman
- Penyerapan unsur hara oleh tanaman
- Cara pembuatan larutan nutrisi
- EC dan pH di dalam pembuatan larutan nutrisi
- Waktu dan teknik penyiraman dengan sistem manual dan irigasi tetes
- Registrasi dan pengecekan penyiraman
- Unsur hara dan fungsinya

EC DAN PH DALAM SISTEM HIDROPONIK
- Pengertian EC dan pH dalam pertanian
- Fungsi EC dan pH dalam pertanian hidroponik
- Teknik perubahan EC dan pH dalam pembuatan larutan nutrisi
- Teknik perubahan EC dan pH di dalam media tanam
- Masalah yang timbul akibat perubahan EC dan pH

SISTEM IRIGASI HIDROPONIK
- Pengertian irigasi hidroponik
- Bak penyimpan air
- Sistem irigasi tetes (drip irigation system)
- Fungsi dan instalasi irigasi tetes

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
- Pengenalan hama dan penyakit tanaman sayuran hidroponik
- Jenis-jenis hama dan penyakit tanaman sayuran
- Gejala serangan hama dan penyakit tanaman sayuran
- Teknik pengendalian hama dan penyakit

SOSIAL MASYARAKAT
- Pengenalan lingkungan di lokasi kebun
- Hubungan pertanian dengan masyarakat
- Hubungan masyarakat dengan organisasi dan pemerintah
- Aspek sosial dalam penerapan teknologi baru dalam bidang pertanian
- Peranan masyarakat dalam pelaksanaan proyek pertanian

REGISTRASI DAN PENGAMATAN
- Pengertian registrasi dan pengamatan dalam sistem hidroponik
- Fungsi dan tujuan registrasi dan pengamatan
- Teknik registrasi dan pengamatan

ANALISA HASIL DAN PASCA PANEN
- Analisa hasil per tanaman dan per satuan luas
- Analisa hasil produksi per tahun
- Perencanaan panen
- Teknik quality control
- Teknik pengepakan
- Transportasi dan distribusi

TEKNIK BUDIDAYA SAYURAN SECARA HIDROPONIK




PENDAHULUAN

Pandun hidroponik komersial ini didasarkan pada pengalaman, penelitian dan pengamatan saya terhadap teknologi hidroponik yang telah diterapkan lebih dari
14 tahun di Indonesia. Panduan ini merupakan salah satu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan petani maupun perusahaan pertanian yang ingin menerapkan teknologi pertanian, agar dapat meningkatkan produktifitas maupun kualitas dengan hasil produksi yang kontinyu.

Kurangnya para pengusaha dan petani yang berkecimpung dalam memproduksi sayuran dengan teknologi hidroponik agar berkualitas dan berkesinambungan, menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan produksi dan tingkat persaingan yang kurang tajam. Kendala utama untuk menerapkan teknologi tersebut adalah kurangnya tenaga terampil, terutama pada tingkat manager.

PENGENALAN

Budidaya pertanian yang menggunakan teknologi hidroponik, tidak lepas dari sarana yang dapat menunjang optimalisasi dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mengingat hidroponik ini bukan suatu keharusan, melainkan suatu jalan keluar, maka komoditi yang ditanam pun harus mempunyai pasar khusus dengan harga khusus pula.


Sarana penunjang tersebut mempunyai fungsi masing-masing yang saling terkait pada suatu sistem hidroponik. Ada beberapa hal yang penting agar hidroponik secara kualitas dan kuantitas dapat berhasil, antaralain sumber daya manusia, manajemen kebun, greenhouse, nursery, sistem irigasi, benih, media tanam dan peralatan pendukung lainnya. Dengan demikian, praktek yang berlangsung secara aktif di dalam kebun produksi akan dapat memberikan ketrampilan secara menyeluruh terhadap penerapan teknik budidaya tanaman sayuran menggunakan teknologi hidroponik