Friday, February 8, 2008

Cara Tanam & Pemeliharaan




PENANAMAN

Pemindahan tanaman (transplant) dari nursery ke dalam greenhouse, dilakukan apabila bibit sudah cukup umur untuk di tanam, juga bibit dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit. Sebaiknya pemindahan tanaman dilaksanakan pada pagi hari, karena pada pagi hari evaporasi pada tanaman belum tinggi sehingga kondisi stres tanaman dapat ditekan. Sebab, bibit yang dipindahkan dari nursery ke dalam greenhouse akan mengalami perbedaan kondisi, sehingga penanaman di pagi hari dapat membantu tanaman untuk beradaptasi di dalam greenhouse.


Persiapan tanam
Sebelum tanaman dipindahkan kedalam greenhouse, segala sesuatu yang ada didalam greenhouse harus sudah siap, baik bedengan, kawat penggantung benang ajir, benang ajir, slab yang berisi media tanam maupun sistem irigasi yang sudah siap pakai. Ada beberapa hal juga yang perlu dipersiapkan dan dikerjakan, antara lain pembuatan nutrisi, pembuatan lubang tanam (apabila menggunakan media tanam di slab) dan pengisian atau penyiraman larutan nutrisi dengan EC 2.0 dan pH 5.5 kedalam media tanam sampai jenuh. Maksud pengisian larutan nutrisi ke dalam media tanam slab/polybag agar tanaman yang baru dipindah dapat langsung menyerap unsur hara yang terdapat di media tanam. Sebab, apabila media tanam kering akan merusak sistem perakaran tanaman yang relatif masih muda, sehingga dapat menyebabkan masuknya panyakit ke tanaman dan terganggunya sistem pertumbuhan tanaman. Media tanam yang kering juga dapat menyebabkan akar tanaman tidak dapat menyerap unsur hara yang dibutuhkan, kondisi seperti ini dapat merugikan pertumbuhan tanaman.

Transplant
Transplant adalah pemindahan bibit tanaman kedalam greenhouse untuk diletakan diatas media slabs (media tanam yang terbungkus plastik) atau diletakan diatas polybag dengan jarak tanam tertentu. Pemindahan bibit atau penanaman dilakukan setelah bibit berumur 18-20 hari setelah di polybag atau tanaman mempunyai 6-8 helai daun. Setelah bibit di tanam, apabila menggunakan irigasi tetes, maka regulator stick harus ditancapkan pada media di polybag/block kecil diatas polybag besar atau diatas media slabs. Apabila penanaman selesai dapat dilakukan pembuatan lubang drainase di bawah slab atau polybag besar.

Pembuatan larutan nutrisi
Pada budidaya hidroponik, pemberian nutrisi menjadi kunci penting dari keberhasilan pengusaha/petani. Keterlambatan pemberian nutrisi atau perbandingan unsur yang tidak tepat akan berakibat fatal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, bahkan dapat menyebabkan kematian. Sebaliknya, apabila pemberian nutrisi dilakukan dengan tepat dan baik, tanaman akan tumbuh optimal dan dapat hidup lebih lama. Agar tanaman tumbuh secara optimal, komposisi unsur hara harus sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman, karena masing-masing tanaman membutuhkan formulasi pupuk yang berbeda-beda.

Misalkan pembuatan larutan nutrisi dengan pupuk Nutrisi Hidroponik 90 x 200 liter, artinya adalah pupuk A dilarutkan pada 90 liter air di tangki/bak A dan pupuk B juga dilarutkan pada 90 liter air di tangki/bak B untuk 18.000 liter larutan. Apabila akan melakukan penyiraman dengan laruran nutrisi maka pupuk dari tangki/bak A dan B dilarutkan pada air dalam satu tanki/bak yang siap untuk disiramkan. Volume pupuk dari A & B disesuaikan dengan kebutuhan EC maupun volume penyiraman. Contoh, 1 liter dari pupuk A dan 1 liter dari pupuk B untuk 200 liter air yang dilarutkan, sehingga terdapat 200 liter larutan nutrisi yang siap untuk disiramkan. Tetapi itu tergantung dari kebutuhan EC, semakin tinggi EC yang dibutuhkan untuk penyiraman semakin banyak juga pupuk yang digunakan. Hal ini penting, karena kepekatan larutan nutrisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman dan pemupukan budidaya secara hidroponik pada umumnya dilakukan secara bersamaan. Penyiraman dan pemupukan sangat menentukan pertumbuhan, produktifitas dan kualitas tanaman, karena tanaman hanya tergantung pada suplai hara yang diberikan, dan tidak ada penunjang dari media yang digunakan.

Teknis penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan sistem irigasi tetes (drip irigation system).




Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyiraman, yaitu :



Larutan nutrisi yang akan digunakan untuk penyiraman tanaman harus mempunyai
kepekatan (EC) dan nilai pH yang sesuai dengan jenis tanaman dan umur tanaman,
yang dapat diukur dengan alat EC dan PH meter sebelum didistribusikan ke tanaman.


Volume dan kepekatan larutan nutrisi diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman, umurtanaman, virietas dan tipe iklim setempat.Frekuensi penyiraman larutan nutrisi tergantung pada kondisi setempat, dan berbeda antara tanaman yang masih kecil dengan tanaman yang sudah dewasa.



Apabila penyirman larutan nutrisi dengan cara manual (penyiraman dilakukan oleh orang untuk setiap polybag) agar dihitung kebutuhan tenaga kerja tiap satuan luas kebun, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam waktu dan frekuensi penyiraman.



Penyiraman larutan nutrisi dengan irigasi tetes perlu diperhatikan pemasangan regulator stick dan pengukuran tekanan agar volume penyiraman dan waktu yang diperlukan untuk menyiram dapat berjalan secara optimal.

1 comment:

sistemhidroponik.com said...

Pelajari cara menanam tanaman hidroponik dengan sederhana, untuk suatu acuan anda dalam mempraktekan sistem hidroponik yang akan anda bangun silahkan baca pada artikel di blog ini sistemhidroponik.com