Monday, March 24, 2008

Bagaimana Membuat Ramuan Pupuk Hidroponik ?




Dasar pembuatan Pupuk hidroponik atau dikenal larutan nutrisi hidroponik akan saya tulis sederhana saja.

Yang perlu kita ketahui adalah nama bahan pupuk/kimia dan kandungannya, sebab ada beberapa kandungan yang tidak sama, sehingga akan merubah komposisi larutan nutrisi, ini akan membuat pupuk yg dibuat tidak optimal.

Pupuk hidroponik juga bisa dibeli yang sudah siap pakai, ini memudahkan dalam aplikasi, sebab kalau kita mau buat sendiri perlu beberapa invest alat dan bahan-bahan pupuk atau kima yang harus kita beli.

Pupuk hidroponik biasa konsentrasi larutan dengan ppm (part per million), atau mg/l (mili gram per liter).

1 ppm = 1 mg/L = 1 g/1.000 L

Lebih lanjut lagi kita juga harus mengerti tentang berat atom setipa unsur, ini penting untuk orang yang mau memperdalam perhitungan nutrisi hidrponik.

Ramuan/rumus kandungan nutrisi hidroponik (dalam mg/L) minimal sbb:

Makro element:
Nitrogen -Nitrate (N/NO3) : 200
Nitrogen-Amonium (N/NH4) : 20
Kalsium (Ca) : 200
Fospor (P) : 50
Magnesium (Mg) : 40
Sulfur (S) : 117

Mikro element:
Besi (Fe) : 2
Boron (B) : 0.5
Mangan (Mn) : 0.5
Kopper (Cu) : 0.1
Molibdenum (NaMo) : 0.05

Dan bagaimana cara menghitung kebutuhan bahan pupuk agar sesuai dengan komposisi tersebut diatas, kami contohkan sbb :

Misalkan kita beli Calsium Nitrtae, Ca(NO3)2.4H2O dengan kandungan Kalsium nitra : 19% kalsium dan 14.5% nitrate.

Kita perlu kalsium : 200 mg/L.

200 mg/L x 100/19 = 1.052,6 mg/L Kalsium Nitrtate.

begitu seterusnya dengan bahan pupuk yang lain juga.


Unsur hara & Gejala Kekurangan Unsur hara , pupuk


UNSUR HARA MAKRO


1. NITROGEN (N)

Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3- (N-nitrat) atau NH4+ (N-amonium) atau keduanya, Tanaman yang hidupnya dengan media yang banyak berisi air akan lebih suka menyerap N dalam bentuk NH4-, sedangkan tanaman yang hidupnya dengan media di darat akan lebih baik tumbuhnya bila tersedia N dalam bentuk NO3-. Sebaiknya N-amonium tidak lebih dari 30% dari N total yang diberikan untuk tanaman.

Fungsi NH4+ terhadap pertumbuhan tanaman akan menyebabkan tanaman tumbuh pesat, sel-sel membesar, daun melebar tipis, lemas, cepat layu, dan rentan terhadap serangan penyakit.
Fungsi NO3- terhdap pertumbuhan tanman adalah bisa memperpanjang fase life atau daya simpan bunga/buah, toleran terhadap kekurangan air, membuat butir hijau daun lebih bagus, mengurangi keguguran bunga (bunga terbentuk lebih sempurna).

FUNGSI :
- Membentuk klorofil, membuat protein
- Membuat enzim-enzim yang berperan dalam membentuk daun
dan produksi bahan kering
- Termasuk unsur hara yang mobil di dalam tanaman (apabila daun-daun muda kekurangan N, maka N dari daun-daun tua akan ditranslokasikan ke daun-daun muda)

GEJALA KEKURANGAN :
- Proses kecepatan pertumbuhan rata-rata lambat
- Daun terlihat hijau muda dan dapat menjadi kuning
- Biasanya daun paling rendah posisinya yang paling pertama terlihat gejalanya

2. POSPHOR (P)
Phospor/fosfor diserap tanaman dalam bentuk ion H2PO4-, dan sebagian kecil dapat diserap dalam bentuk ion HPO4=.
Pemberian P bersama-sama dengan NH4+ dapat merangsang pertumbuhan akar, tetapi penyerapan P oleh akar meningkat apabila yang digunakan adalah NO3- daripada menggunakan NH4+.

FUNGSI :
- Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ujung-ujung akar dan titik tumbuh
- Mempunyai peranan dalam proses fotosintesis, pembakaran karbohidrat
- P dalam tanaman bersifat mobil

GEJALA KEKURANGAN :
- Warna daun berubah menjadi gelap dan selanjutnya menjadi kelabu
- Sistem perakaran kurang baik perkembangannya
- Pada tanaman yang muda dapat menghambat pertumbuhan pucuk

3. KALIUM (K)
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+ dan ketersediaan K dari pupuk relatif lebih cepat daripada dengan fosfat.

FUNGSI :
- Sangat diperlukan pada fase reproduksi tanaman untuk menghasilkan kualitas bunga dan buah yang lebih baik
- Sebagai katalisator proses-proses metabolisme tanaman
- Berperan penting dalam penyusunan protein dan karbohidrat
- Mempercepat pertumbuhan jaringan maristematik
- Memperkuat atau memepertebal sel-sel tanaman pada dalam batang dan kulit serta resisitensi terhadap penyakit
- Dapat menghasilakan kualitas bunga dan buah yang lebih baik
- K dalam tanaman bersifat mobil
GEJALA KEKURANGAN :
- Kekurangan Kalium ditandai dengan berubahnya tepi daun dari warna hijau menjadi kuning muda
- Warna kuning tersebut berlanjut menjadi kecoklatan
- Pada tepi daun menjadi robek yang membentuk seperti gerigi
- Dapat menurunkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit

4. CALSIUM (Ca)
Calsium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Ca++, ketersediaan Ca ternyata dapat mempengaruhi unsur hara lain terutama Mg, apabila Ca pada kondisi kekurangan, maka penyerapan Mg akan terlalu besar dan dapat meracuni tanaman. Penambahan atau pemberian Ca bersama-sama dengan unsur N akan menguntungkan pada perkembangan batang dan pembentukan tunas-tunas baru. Ca banyak terdapat dibagian tanaman yang tua dan bersifat immobil.

FUNGSI :
- Menguatkan dinding sel, pembentukan pucuk tanaman dan pemanjangan ujung-ujung akar
- Berperan dalam pembentukan protein dan penyerapan nitrat

GEJALA KEKURANGAN :
- Daun-daun berukuran kecil dan gagal berkembang penuh
- Warna daun menjadi gelap

5. MAGNESIUM (Mg)
Tanaman menyerap Magnesium dalam bentuk ion Mg++, ketersediaan Mg tidak boleh berlebihan karena dapat meracuni tanaman, sehingga unsur Mg harus dalam kondisi seimbang terutama dengan umsur Ca. Unsur hara Ca adalah bersifat mobil.

FUNGSI :
- Berperan dalam proses fotosintesis dan pembentukan klorofil
- Untuk pembentukan enzim dan protein dalam tanaman
- Menaikan kadar minyak pada tanaman
- Termasuk unsur hara yang mobil didalam tanaman
GEJALA KEKKURANGAN :
- Gejala ini biasanya terlihat pada daun tua
- Diantara tulang daun terlihat klorosis
- Perubahan warna daun menjadi kuning, dan terdapat bercak-bercak warna coklat pada daun tetapi tulang daun tetap berwarna hijau
- Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan kuncup bunga

6. SULFUR (S)
Tanaman menyerap Sulfur melewati akar dalam bentuk ion SO4= dan dapat diserap melalui daun dalam bentuk ion SO2-, tetapi pada kadar yang terlalu tinggi dapat meracuni tanaman. Kadar S di dalam tanaman rata-rata 0,1 – 0,4 %. Unsur S di dalam tanaman dapat menekan kelebihan nitrat sehingga akibat negatif dari penumpukan nitrat yang terlalu tinggi dapat dicegah. Sulfur adalah unsur hara yang bersifat mobil.

FUNGSI :
- Menyusun asam amino, aktifator enzim dan pembentukan
Vitamin

GEJALA KEKURANGAN :
- Daun berwarna gelap pada sebagian daun yang paling dekat dengan batang
- Urat-urat daun berubah menjadi kuning
- Batang tanaman kurus dan kecil

UNSUR HARA MIKRO
1. BORON (B)
Tanaman menyerap Boron dalam bentuk ion BO33-, walaupun B merupakan unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi harus tersedia untuk pertumbuhannya. Boron adalah unsur hara yang bersifat immobil.

FUNGSI :
- Berperan dalam pembentukan dinding sel, pembentukan buah
- Pembentukan titik tumbuh dan penting dalam penyerbukan
- B dalam tanaman bersifat tidak mobil



GEJALA KEKURANGAN :
- Gejala dapat dilihat pada daun dengan tanda-tanda yang mengering dan kurus, ujung daun menjadi coklat
- Apabila temperatur tinggi dan tanaman kekurangan B dapat menyebabkan kelopak bunga menjadi pecah (calyx splinting) atau dapat juga sebagai akibat perbedaan temperatur udara siang dan malam terlalu tinggi (lebih dari 10°C).
- Pertumbuhan rata-rata tanaman merosot, pertumbuhan kerdil dengan ruas-ruas yang pendek dan dapat juga berhenti pertumbuhannya
- Batang dari tanaman kaku menjadi pecah-pecah/retak

2. BESI (Fe)
Tanaman menyerap Besi dalam bentuk ion Fe3+, tetapi lebih banyak diserap dalam bentuk ion Fe2+. Besi juga dapat diserap dalam bentu garam-garam kompleks organik (chelate) dan dapat juga diserap oleh daun dalam bentuk Fe sulfat. Fe adalah salah satu unsur immobil.

FUNGSI :
- Membentuk klorofil, diperlukan dalam membentuk fotosintesis
- Berperan dalam mengaktifkan berbagai enzim

GEJALA KEKURANGAN :
- Warna daun akan pudar dan menjadi kering lalu menjadi keriput
- Pada ujung daun menjadi terkikis tetapi urat-urat daun masih tetap hijau

3. MANGAN (Mn)
Mangan diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mn2+ dan juga dalam bentuk kompleks organik. Apabila kadar Mn berelebihan bagi tanaman dapat menyebabkan keracunan. Sifat dari Mangan adalah immobil

FUNGSI :
- Berfungsi dalam pembelahan sel
- Di gunakan dalam proses pernapasan dan fotosintesis

GEJALA KEKURANGAN :
- Daun akan tampak berwarna gelap dan muda
- Perkembangan kuncup akan mengalami kegagalan
- Pertumbuhan tanaman terhambat

4. TEMBAGA (Cu)
Tanaman menyerap Cu dalam bentuk Cu2+ dan dapat diserap melalui daiun dalam bentuk molekul kompleks organik

FUNGSI :
- Cu diserap oleh tanaman dalam jumlah sedikit
- Berfungsi sebagai aktifator beberapa enzim laktase, oksidase dan asam askorbat

GEJALA KEKURANGAN :
- Terlihat pada ujung daun yang mengisut dan merana, dan terkadang terlihat seperti gejala kekurangan K, karena tepi-tepi daunnya mengering.

5. SENG (Zn)
Tanaman menyerap Zn dalam bentuk ion Zn2+ dan dapat dalam bentuk kompleks organik, seperti EDTA.

FUNGSI :
- Berperan dalam pembentukan Asam-asam Indolasetic Acid (IIA), sehingga akan banyak berperan dalam pembelahan sel-sel maristem

GEJALA KEKURANGAN :
- Terjadi salah tumbuh pada ujung akar dan terjadi kelambatan tunas di pucuk karena pembelahan sel maristem tidak sempurna
- Daun berwarna hijau muda, kuning atau putih di antara tulang daun, dan ruas-ruas batang memendek, daun menjadi kecil, sempit dan agak tebal, kemudian dapat menyebabkan daun menjadi gugur.

6. MOLIBDENIUM (Mo)
Tanaman menyerap Mo dalam bentuk ion MoO4= dan dalam jumlah sedikit, kelebihan sedikit saja dapat menyebabkan keracunan bagi tanaman.

FUNGSI :
- Berfungsi dalam reduksi nitrat (fiksasi N) dan asimilasi nitrogen

GEJALA KEKURANGAN :
- Kekurangan Mo dapat mempengaruhi berlangsungnya sintesis asam-asam amino dan protein, sehingga dapat mempengaruhi fungsi N di dalam tanaman

Penyiraman dan Nutrisi Hidroponik



PENYIRAMAN DAN PEMUPUKAN

Pemupukan dalam istilah disini adalah pemberian larutan nutrisi yang digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan bagi tanaman melalui penyiraman di media tanam, atau dapat juga disebut Fertigation (fertilizer and irrigation). Pada budidaya secara hidroponik, penyiraman larutan nutrisi bagi tanaman dilakukan secara bertahap atau berkali-kali melalui sistem dan kebutuhan tanaman. Kebutuhan larutan nutrisi akan bertambah sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman.

Penyerapan unsur hara oleh tanaman
Unsur hara yang terdapat pada media tanam akan diserap melalui akar, penyerapan air beserta hara dilakukan oleh ujung-ujung akar dan bulu-bulu akar, dengan demikian pembentukan akar sebagai awal pertanaman harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mendorong perkembangan akar. Dengan perkembangan akar beserta bulu-bulu akar yang banyak, serapan air dan hara bisa menjadi lebih besar dan akan terjadi keseimbangan volume akar dengan pertumbuhan tanaman.

Penyerapan elemen-elemen oleh akar dipengaruhi oleh faktor di dalam lingkungan akar dan faktor di luar akar. Faktor dilingkungan akar misalnya jenis media tanam, kualitas air, pH dan EC larutan nutrisi. Sedangakan faktor luar misalnnya temperatur, angin, kelembaban, dan cahaya.

Elemen-elemen diserap oleh akar dalam bentuk ion-ion, yaitu anion yang bermuatan negatif dan kation yang bermuatan positif. Adanya perbedaan muatan antara ion-ion di dalam larutan hara dengan ion-ion dalam akar, menyebabkan terjadinya proses tukar-menukar ion. Contoh, ion K+ dari garam KNO3 akan masuk ke dalam akar karena tarikan ion OH- dari H2O, sedangkan ion NO3- akan tetap diluar karena terjadi ikatan dengan
ion H+.



PUPUK
Secara umum pupuk adalah semua bahan kimia yang bisa digunakan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman adalah yang mengandung elemen-elemen yang menentukan pertumbuhan dan produktivitas tanaman, oleh sebab itu pemilihan pupuk dan aplikasinya merupakan salah satu aspek yang sangat penting di dalam budidaya tanaman komersial secara hidroponik.

Keberadaan pupuk tersebut harus memiliki unsur hara yang tersedia secara seimbang, baik unsur-unsur makro maupun unsur-unsur mikro. Keseimbangan unsur hara sebagai nutrisi adalah sangat penting agar tanaman dapat menyerap unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak, diantaranya : C, H, N, O, S, P, K, Mg, Ca. Sedangkan unsur hara mikro adalah hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit tetapi harus tersedia, diantaranya : Fe, Si, Mn, B, Zn, Mo, Cu.

Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman dan pemberian larutan nutrisi, baik faktor tanaman itu sendiri maupun faktor luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini penting, karena apabila tidak diperhatikan akan menyebabkan kerusakan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor dari tanaman yang dapat mempengaruhi penyiraman larutan nutrisi adalah jensi tanaman, varietas, umur tanaman dan volume akar. Sedangkan faktor luar adalah, jenis media tanam, EC dan pH nutrisi di dalam media tanam, cahaya, temperatur, kelembaban dan angin.

Volume dan frekuensi penyiraman
Di lihat dari faktor yang berkaitan erat dengan penyiraman, maka volume dan frekuensi penyiraman tidak semuanya sama pada suatu tempat tertentu. Untuk menentukan volume dan frekuensi penyiraman harus melihat atau menganalisa hasil penyiraman sebelumnya, hal ini dilakukan untuk menentukan volume, waktu dan frekuensi penyiraman. Pengalaman seperti itu penting, karena untuk menghasilkan cara penyiraman yang optimal harus sesuai dengan kondisi setempat, cara orang lain atau saran dari luar hanya merupakan bahan perbandingan untuk menentukan aktifitas penyiraman.

Volume penyiraman pada ketinggian lebih dari 700 meter dari permukaan laut biasanya antara 0.7 – 2.5 liter perhari, dengan frekuensi penyiraman 3 – 7 kali penyiraman per hari. Semakin tinggi temperatur dan rendahnya kelembaban di dalam greenhouse, maka volume dan frekuensi penyiraman akan meningkat, hal ini disebabkan aktifitas di dalam tanaman juga akan meningkat, evaporasi tinggi dan penyerapan unsur hara oleh akar akar cepat pula. Sehingga dibutuhkan unsur hara yang banyak juga. Apabila dalam keadaan penyerapan unsur hara yang tinggi tetapi larutan nutrisi tidak tersedia, maka akan menyebabkan berbagai kemungkinan yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman .

Di sini akan dibahas beberapa pengalaman yang berhubungan dengan masalah penyiraman, antara lain;
1. Tanaman muda mudah layu
Tanaman yang baru pindah dari nursery ke dalam greenhouse seringkali agak layu atau benar benar lemas daunnya, hal ini wajar karena tanaman baru adaptasi. Tetapi jika ini terjadi lebih dari 10 hari, maka dapat juga disebabkan karena temperatur yang terlalu tinggi atau teknis penyiraman yang kurang benar.

Di dalam kasus ini, jika akibat temperatur yang terlalu tinggi maka perlu di usahakan untuk menurunkan temperatur atau menaikan kelembaban, misalnya dengan cara penyemprotan dengan air bersih pada setiap ruas jalan antar bedengan, ini akan membantu meningkatkan kelembaban, karena air yang terdapat di setiap ruas jalan akan menguap ke atas yang akan menyebabkan terdapatnya titik-titik air di dalam greenhouse. Akan tetapi layu tanaman tersebuti apabila benar-benar suhu di dalam greenhouse memang tinggi.

Penyebab layu tanaman sebagai akibat teknis penyiraman yang kurang benar akan terjadi biasanya selama beberapa hari atau sampai lebih dari seminggu, layunya tanaman ini hanya terjadi pada saat suhu meningkat, tetapi pada sore atau pagi hari biasanya kembali normal. Peristiwa ini dapat terjadi jika pertama kali tanaman diletakan di atas media slab (transplant) dan media slab tidak segera di buka drainasenya, atau juga karena setelah penanaman tanaman terlalu banyak disiram. Terlalu banyak penyiraman di dalam media slab akan menyebabkan akar sulit/lambat berkembang, karena media tanam penuh dengan air dan komposisi udara yang sangat sedikit, padahal dalam pertumbuhan akar diperlukan prosentasi udara yang cukup antara 15-17% udara. Perkembangan akar yang lambat sedangkan pertumbuhan vertikal terus berlangsung menyebabkan perbandingan volume akar dan volume di atas akar (daun, cabang dan batang) tidak seimbang. Apabila perbandingan tidak seimbang , pada saat evaporasi di atas tanaman tinggi akar tidak akan cukup mampu untuk menyerap air dan unsur hara secara baik, sehingga daun maupun batang tanaman akan terlalu banyak mengalami penguapan. Penguapan/evaporasi yang tidak seimbang inilah yang menyebabkan tanaman menjadi layu.

Untuk mencegah kejadian seperti tersebut di atas, sebaiknya media slab/polybag yang baru di tanam secepatnya dilakukan pembuangan drainase, dimana jika media slab masih lembab sebaiknya belum perlu dilakukan penyiraman larutan nutrisi. Keadaan seperti ini tentu akan memaksa perakaran tanaman agresif dalam pertumbuhannya, dibandingkan bila media slab terlalu basah.

2. Fitotoksisitas
Gejala kerusakan fitotoksisitas pada daun tanaman paprika dapat disebabkan apabila temperatur tinggi sedangkan hara kurang tersedia atau penyiraman larutan nutrisi tidak mencukupi. Bila temperatur terlampau tinggi dan kelembaban rendah maka evapotranspirasi tanaman akan sangat pesat. Tekanan negatif ini akan mengisap air dan hara dari media ke arah atas. Air akan keluar dalam bentuk uap dai saringan hidatoda sepanjang tepi daun, akibatnya garam-garam mineral akan tersaring dan terakumulasi di tepi daun. Jika melampaui kepekatan tertentu, akan terjadi fitotoksisitas yang dimulai pada tepi daun yang menguning, dan kemudian menjadi nekrosis cokelat-kehitaman seperti kebakar.

PUPUK HIDROPONIK


PUPUK DALAM SISTEM HIDROPONIK ADALAH



- BAHAN KIMIA YANG DIBUTUHKAN UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN
- ELEMEN-ELEMEN YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIFITAS TANAMAN
- TERDIRI DARI UNSUR HARA MAKRO DAN MIKRO

UNSUR HARA MAKRO
- UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN TANAMAN DALAM JUMLAH BANYAK
- C, H, N, O, S, P, K, Mg dan Ca

UNSUR HARA MIKRO
- UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN TANAMAN DALAM JUMLAH SEDIKIT TETAPI HARUS


TERSEDIA
- Fe, Si, Mn, B, Zn, Mo dan Cu

MASING- MASING UNSUR HARA MEMPUNYAI FUNGSI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

PEMUPUKAN DALAM SISTEM HIDROPONIK
- PEMBERIAN LARUTAN NUTRISI YANG YANG DIBUTUHKAN UNTUK TANAMAN MELALUI


PENYIRAMAN

PENYIRAMAN DALAM SISTEM HIDROPONIK /FERTIGATION (FERTILIZER AND IRRIGATION)
- PENYIRAMAN DILAKUKAN BERSAMA DENGAN LARUTAN NUTRISI
- MENYEDIAKAN UNSUR HARA UNTUK TANAMAN
- MEMENUHI KEBUTUHAN PERTUMBUHAN TANAMAN

TEKNIK PEMUPUKAN / PENYIRAMAN
- CARA MANUAL
- IRIGASI TETES (DRIP IRRIGATION SYSTEM)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIRAMAN



1. FAKTOR TEKNIS
- TEKNIK PENYIRAMAN (MANUAL / IRIGASI TETES)
- KUALITAS PUPUK
- KUALITAS AIR
- JENIS DAN UMUR TANAMAN
- VOLUME AKAR
- TENAGA KERJA

2. FAKTOR NON TEKNIS
- JENIS MEDIA TANAM
- EC DAN PH NUTRISI DI DALAM MEDIA TANAM
- TEMPERATUR
- KELEMBABAN
- CAHAYA
- ANGIN
- CUACA (HUJAN, MENDUNG, CERAH)

MENENTUKAN KEBUTUHAN PUPUK DAN TEKNIK PENYIRAMAN



1. MENENTUKAN KEBUTUHAN PUPUK
- JUMLAH PUPUK YANG DIBERIKAN SESUAI DENGAN UMUR DAN JENIS TANAMAN
- UNSUR-UNSUR PADA PUPUK HARUS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN JENIS TANAMAN

2. MENGHITUNG KEBUTUHAN PENYIRAMAN
- BERAPA LUASANYA GREENHOUSE
- BERAPA JUMLAH TANAMAN
- BERAPA JUMLAH VOLUME DAN FREKWENSI PENYIRAMAN PER TANAMAN

3. MEMBUAT LARUTAN PEKAT NUTRISI (UNTUK 90x200 L)
- PUPUK A DILARUTKAN PADA 90 LITER AIR DI TANGKI A
- PUPUK B DILARUTKAN PADA 90 LITER AIR DI TANGKI B
- ADUK HINGGA BENAR-BENAR LARUT

KENAPA PUPUK A DAN B HARUS DIPISAH………………………………………………………?
- DALAM PAKET A TERDAPAT UNSUR Ca
- DALAM PAKET B TERDAPAT UNSUR SO4, PO4
-APABILA KEDUA UNSUR ITU DICAMPUR DAPAT TERJADI PENGGUMPALAN (PENGENDAPAN/ GIPSUM), SEHINGGA AKAN SULIT TERSEDIA BAGI TANAMAN.
- CaSO4, Ca3(PO4)2.

4. PEMBUATAN LARUTAN NUTRISI SIAP SIRAM
- BERAPA LARUTAN NUTRISI YANG DIBUTUHKAN
- BERAPA EC DAN PH LARUTAN (EC /PH IN)
-AMBIL LARUTAN PEKAT NUTRISI DARI TANGKI A DAN DARI TANGKI B KE TANGKI


PENYIRAMAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN EC DAN KEBUTUHAN PENYIRAMAN
- ADUK HINGGA RATA DAN CEK EC / PH LARUTAN NUTRISI DARI TANGKI YANG SIAP SIRAM
- LAKUKAN PERUBAHAN APABILA EC / PH BELUM SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
- APABILA AKAN MENURUNKAN pH DAPAT MENGGUNAKAN HNO3 (ASAM NITRAT) UNTUK DICAMPUR KEDALAM LARUTAN NUTRISI PADA TANGKI YANG SIAP SIRAM
- APABILA AKAN MENAIKAN pH DAPAT MENGGUNAKAN SODA KUE UNTUK DICAMPUR KEDALAM LARUTAN NUTRISI PADA TANGKI YANG SIAP SIRAM

5. TEKNIK PENYIRAMAN
- CEK TEMPERATUR, KELEMBABAN
- CEK DATA EC /PH MEDIA (OUT) PENYIRAMAN SEBELUMNYA, VOLUME DRAINASE DAN PROSENTASI DRAINASE
- LAKUKAN PENYIRAMAN DENGAN VOLUME DAN FREKWENSI SESUAI DENGAN KONDISI SETEMPAT
- REGISTRASI SEMUA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYIRAMAN

6. VOLUME DAN FREKWENSI PENYIRAMAN
- TIDAK SEMUA SAMA PADA SETIAP LOKASI
- CEK DATA PENYIRAMAN SEBELUMNYA
- TERGANTUNG DARI UMUR TANAMAN, JENIS TANAMAN, EC / PH OUT, TEMPERATUR, KELEMBABAN DAN CUACA

PERUBAHAN EC / PH

BERAPA EC /PH IN (MASUK) DAN EC / PH OUT (KELUAR) UNTUK PAPRIKA, TOMAT DAN TIMUN
- EC / PH IN MASA VEGETATIF……………………………….?
- EC / PH OUT MASA VEGETATIF……………………………?
- EC / PH IN MASA GENERATIF……………………………….?
- EC / PH OUT MASA GENERATIF……………………………?

BAGAIMANA SITUASI EC / PH DI DALAM MEDIA SLAB PADA SAAT PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF……………………………………………..?

BAGAIMANA CARA MENAIKAN EC / PH DI MEDIA SLAB……..………………….?
BAGAIMANA CARA MENURUNKAN EC / PH DI MEDIA SLAB…………………….?

LAKUKAN ANALISA EC / PH DARI HASIL REGISTRASI PADA TANAMAN